NASA Ajak 24 Pastor dan Pendeta Bahas Temuan Alien, Untuk Apa?

Annasa Rizki Kamalina
Selasa, 11 Januari 2022 | 17:34 WIB
NASA mengundang para teolog seperti pendeta dan pastor untuk membahas tentang alien dan manusia di luar angkasa/universetoday.com
NASA mengundang para teolog seperti pendeta dan pastor untuk membahas tentang alien dan manusia di luar angkasa/universetoday.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA mengajak 24 Teolog termasuk pendeta dan pastor untuk mengambil bagian dalam programnya di Center for Theological Inquiry (CTI) terkait penemuan alien.

Menurut Indian Times,Selasa (11/1/2022), CTI digambarkan sebagai sebuah program yang membangun jembatan pemahaman dengan mengumpulkan para teolog, ilmuwan, cendekiawan, dan pembuat kebijakan untuk berpikir bersama, tentang alien.

Pada dasarnya, program ini bertujuan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang selama ini membingungkan, seperti 'Apa itu hidup? Apa artinya hidup? Di mana kita menarik garis pertemuan antara manusia dan alien? Apa kemungkinan kehidupan makhluk hidup di tempat lain?'

Saat ini, NASA memiliki berbagai teknologi di luar angkasa. NASA memiliki dua rover di Mars, dan beberapa probe yang mengorbit Jupiter dan Saturnus. NASA juga meluncurkan Teleskop James Webb yang akan mempelajari pembentukan galaksi, bintang, dan planet di alam semesta. Melalui berbagai teknologi tersebut, NASA tersebut berharap dapat menemukan kehidupan di luar Bumi.

Salah satu dari 24 teolog, Pendeta Dr Andrew Davison yang juga seorang imam dan teolog di Universitas Cambridge dengan gelar doktor dalam bidang biokimia dari Oxford. 

'Tradisi agama akan menjadi fitur penting dalam bagaimana umat manusia akan bekerja melalui konfirmasi kehidupan seperti itu di tempat lain,” ungkap Pendeta Andrew Davidson, seorang teolog di Universitas Cambridge. 

Selain merekrut para teolog, NASA sudah melakukan banyak cara dalam menemukan kehidupan di luar bumi. Salah satunya dengan mendeteksi keberadaan polusi di atmosfer. Studi tersebut melihat keberadaan gas nitrogen dioksida (NO2).

Polusi tersebut dapat berasal pembakaran bahan bakar fosil atau non-industri, seperti biologi, petir, dan gunung berapi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper