Alibaba Incar Rp1.400 Triliun dari Pasar e-Commerce Asia Tenggara

Aprianto Cahyo Nugroho
Jumat, 17 Desember 2021 | 16:59 WIB
Seorang pejalan kaki melewati logo Alibaba di China/ Bloomberg
Seorang pejalan kaki melewati logo Alibaba di China/ Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Alibaba Group Holding Ltd. telah menetapkan target ambisius di Asia Tenggara melalui platform Lazada. Langkah ini mempercepat ekspansi ke luar negeri untuk mengimbangi hambatan ekonomi dan peraturan di China.

Dilansir dari Bloomberg, raksasa e-commerce China ini menargetkan untuk melipatgandakan nilai barang bruto (gross merchandize value/GMV) menjadi US$100 miliar di seluruh platform Lazada. Dalam presentasi kepada investor, Alibaba mengatakan perseroan menargetkan Lazada melayani lebih dari 300 juta pengguna.

Lazada menjadi lini bisnis e-commerce utama Alibaba di pasar Asia Tenggara setelah diambil alih pada 2016 lalu. Posisi Lazada telah berkembang sejak Beijing meluncurkan upaya luas untuk mengekang pengaruh raksasa internet, mendorong perusahaan seperti Alibaba dan Tencent Holdings Ltd. untuk meningkatkan bisnis internasional mereka.

Lazada yang berbasis di Singapura telah meningkatkan GMV menjadi sekitar US$21 miliar selama 12 bulan terakhir, setelah memperbesar basis konsumen aktifnya sebesar 1,8 kali menjadi 130 juta dari Maret 2020 hingga September.

Namun, angka tersebut masih jauh di belakang saingan utamanya di kawasan ini, Shopee dari Sea Ltd., yang beroperasi di Asia Tenggara dan Taiwan dan mencatat transaksi lebih dari US$56 miliar dalam satu tehun terakhir hingga kuartal III/2021.

Anak usaha Alibaba ini sekarang menjadi peritel online terbesar ketiga di pasar negara berkembang berdasarkan GMV, di belakang Mercado Libre tetapi di depan Coupang Inc. dari Korea Selatan dan Flipkart dari India.

Lazada, Shopee, dan sesama raksasa internet seperti Grab Holdings Ltd. dan GoTo telah mencatat peningkatan perdagangan online di Asia Tenggara, yang menurut Alibaba tumbuh rata-rata sekitar 27 persen per tahun.

Sea yang didukung Tencent menaikkan perkiraan pendapatan e-commerce bulan lalu untuk kedua kalinya tahun ini. Hal ini sejalan dengan tren peningkatan belanja online yang diperkirakan meningkat jadi US$363 miliar pada tahun 2025, menurut penelitian dari Google, Temasek Holdings Pte, dan Bain & Co.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper