Bisnis.com, JAKARTA — Microsoft Indonesia memperkenalkan employee experience platform (EXP) yang terdapat pada Microsoft Teams untuk menciptakan lingkungan pendukung bagi karyawan dan perusahaan di tengah model kerja hybrid akibat pandemi Covid-19.
Senior Specialist Modern Workplace Microsoft Indonesia Erice Ong mengatakan platform itu bakal memberikan pelayanan kantor digital yang imersif bagi karyawan dan perusahaan untuk saling bertukar ide dan koneksi yang tidak dapat dijembati lewat aplikasi pertemuan biasanya.
“Microsoft Teams membawa semua aplikasi dan sumber daya yang dibutuhkan karyawan ke dalam pengalaman karyawan yang terintegrasi, teknologi membantu kita beradaptasi dengan pekerjaan hybrid,” kata Erice saat mengikuti diskusi daring Bisnis Indonesia, Kamis (18/11/2021).
Menurut Erice, Microsoft Teams sudah digunakan oleh lebih dari 145 juta orang di seluruh dunia. Adapun latar belakang pengguna platform itu berasal dari eksekutif perusahaan, pekerja kantor hingga pekerja lapangan.
“EXP platform digital yang menempatkan orang-orang sebagai pusat yang menyatukan sistem kerja dengan sistem pendukung lainnya sehingga karyawan bisa berkembang di mana pun lokasi mereka bekerja,” kata dia.
Berdasarkan laporan tahunan Microsoft, 60 persen karyawan merasa tidak terhubung dengan rekan kerja mereka setelah adanya kebijakan kerja dari rumah pada tahun lalu. Kebijakan kerja dari rumah itu berimplikasi pada pengalaman kerja berlebih atau burnout yang menimpa karyawan hingga eksekutif perusahaan.
Harvard Business Review pada 10 Februari 2021 memperlihatkan 85 persen karyawan secara global mengalami penurunan kebugaran. Di sisi lain, 56 persen karyawan mengaku adanya peningkatan permintaan dari sisi pekerjaan mereka.
Sebelumnya, perusahaan konsultan spesialis perekrutan profesional global Robert Walters memproyeksikan model kerja hybrid bakal menjadi kultur baru bagi perusahaan setelah Pandemi Covid-19.
Country Manager Indonesia Robert Walters Eric Mary menuturkan perusahaan tengah mempelajari kultur anyar yang tengah berkembang itu seiring dengan pelandaian kurva pandemi pada paruh kedua tahun ini. Hanya saja, Eric memastikan karyawan tidak lantas ingin beralih untuk bekerja sepenuhnya dari rumah selepas pandemi.
Berdasarkan survei yang dilakukan Robert Walters akhir Juli 2021, 60 persen responden Indonesia menyebutkan mereka tetap ingin bekerja di kantor untuk dapat menjalin komunikasi dengan rekan kerja.
Angka itu, lanjut dia, lebih tinggi dari hasil survei yang dihimpun di kawasan Asia Tenggara yang mencapai 51 persen. Di sisi lain, 48 persen responden Indonesia yang menempati posisi manajerial memilih untuk dapat bekerja di kantor.
Alasannya, kegiatan manajerial dapat berjalan lebih efektif ketimbang jika model kerja sepenuhnya dilakukan secara remote.
“Sementara untuk kawasan Asia Tenggara hanya mencatat 37 persen yang ingin kembali ke kantor. Relasi antar rekan kerja di Indonesia sangat penting,” kata Eric saat wawancara khusus dengan Bisnis di Jakarta, dikutip Minggu (7/11/2021).