Bisnis.com, JAKARTA - Investasi yang digelontorkan PT Telkom Indonesia Tbk. melalui Telkomsel ke Gojek dinilai memberi efek berganda. Selain memuluskan langkah perseroan untuk menuju perusahaan telekomunikasi digital seutuhnya, juga mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan.
Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R. Sirait menilai investasi yang digelontorkan Telkom melalui Telkomsel ke ekosistem Gojek, membuat mereka unggul tidak hanya di jaringan, juga di lapisan platform dan aplikasi.
Telkom, kata Jefri, saat ini memegang komando karena seluruh aliran layanan suara dan data berasal dari perusahaan telekomunikasi pelat merah tersebut. Telkom mengerti dalam penguatan infrastruktur yang nantinya membuat mereka memenangkan persaingan di pasar.
“Sepanjang Telkom melihat posisinya sebagai pendukung terhadap teknologi, menurut saya bagus sekali [investasi ke Gojek dan startup]” kata Jefri, Kamis (11/11/2021).
Sementara itu, Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura mengatakan investasi yang digelontorkan Telkomsel ke Gojek, membuat Telkomsel mampu meraup pelanggan berkualitas.
Pelanggan berkualitas yang dimaksud Tesar adalah mitra Gojek baik mitra driver, UMKM dan lain sebagainya. Para mitra merupakan masyarakat yang aktivitasnya bergantung dengan layanan seluler. Artinya mereka akan rutin dalam mengisi pulsa.
“Mitra itu kan pengguna aktif. Pasti setiap bulan mereka rutin isi pulsa, karena pekerjaan mereka bergantung pada gawai. Seandainya 1 bulan mereka isi pulsa Rp100.000 itu kan fix income,” kata Tesar.
Sebagai gambaran, pada 2020 jumlah mitra driver Gojek diketahui sebanyak 2 juta mitra dan jumlah mitra UMKM sebanyak 900.000 mitra.
Jika dalam 1 bulan, para mitra mengisi pulsa Telkomsel Rp100.000, maka total pendapatan yang dibukukan Telkomsel sekitar Rp290 miliar per bulan.
Jumlah tersebut berpotensi bertambah karena jumlah mitra terus tumbuh. Kerja sama yang terjalin antara Telkomsel dan Gojek tidak berhenti pada layanan data, juga kerja sama di bidang ads.
Tesar mengatakan salah satu tantangan dalam investasi tersebut adalah memastikan bahwa mitra Gojek, menggunakan layanan Telkomsel.
Potensi pendapatan tidak hanya berasal dari kerja sama strategis, juga dari pertumbuhan nilai investasi, Co Founder Jarvis Asset Management Kartika Sutandi mengatakan para investor yang masuk ke Gojek dan Tokopedia, termasuk Telkomsel, akan mendapat untung besar seiring dengan rencana GoTo untuk melakukan umum perdana di bursa (initial public offering/IPO).
Berdasarkan catatannya, Telkomsel masuk ke Gojek saat valuasi Gojek masih senilai US$10 miliar. Ketika melebur dengan Tokopedia, valuasi GoTo -induk Gojek dan Tokopedia - valuasinya mencapai US$18 miliar.
Kemudian, saat Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) menyuntikkan dana senilai US$400 juta atau lebih dari Rp 5,6 triliun lewat penggalangan dana pra-IPO, valuasi GoTo sudah mencapai UUS$25 miliar.
"Jika kita asumsikan Telkomsel masuk di valuasi GoTo US$18 miliar, maka yield mereka 44 persen. Tidak ada investasi yang bisa memberikan yield sebesar itu,” kata Kartika.