Telkomsel Bakal Raup Cuan Gede usai Investasi ke GoTo

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 10 November 2021 | 16:11 WIB
Logo Telkomsel./Istimewa
Logo Telkomsel./Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Investasi yang digelontorkan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) kepada GoTo tahun lalu, diperkirakan menjadi tambahan pendapatan bagi anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk. tersebut. Peluang bisnis bagus di tengah pendapatan layanan data yang mulai jenuh karena perang harga.

Co Founder Jarvis Asset Management Kartika Sutandi mengatakan para investor yang masuk ke Gojek dan Tokopedia, termasuk Telkomsel, akan mendapat untung besar seiring dengan rencana GoTo untuk melakukan umum perdana di bursa (initial public offering/IPO).

Berdasarkan catatannya, Telkomsel masuk ke Gojek saat valuasi Gojek masih senilai US$10 miliar. Ketika melebur dengan Tokopedia, valuasi GoTo -induk Gojek dan Tokopedia - valuasinya mencapai US$18 miliar.

Kemudian, saat Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) menyuntikkan dana senilai US$400 juta atau lebih dari Rp5,6 triliun lewat penggalangan dana pra-IPO, valuasi GoTo sudah mencapai UUS$25 miliar.

"Jika kita asumsikan Telkomsel masuk di valuasi GoTo US$18 miliar, maka yield mereka 44 persen. Tidak ada investasi yang bisa memberikan yield sebesar itu,” kata Kartika, Rabu (10/11/2021).

Lebih lanjut, berdasarkan perhitungannya, jika pada 2020 investasi Telkomsel ke Gojek senilai Rp6,5 triliun, maka ketika GoTo IPO pada 2022, investasi yang ditanamkan di Gojek sudah tumbuh menjadi Rp2,8 triliun.

Pertumbuhan besar tersebut menurut Kartika, terjadi karena investasi di perusahaan digital berbeda dengan perusahaan konvensional.

"Jika dibandingkan laba Telkom 2020 Rp29,6 triliun, maka keuntungan bersih investasi Telkomsel di Gojek setara dengan 21,3 persen dari keuntungan Telkom,” kata Kartika.

Sekadar informasi, pada kuartal I/2021, laba Telkomsel hanya naik tipis sebesar 0,3 persen menjadi Rp12,75 triliun. Dari sisi jumlah pelanggan, Telkomsel mengalami kenaikan 5,7 persen secara tahunan, menjadi 169,2 juta pelanggan.

Pertumbuhan laba tipis terjadi karena secara persaingan bisnis, para pemain telekomunikasi bersaing dengan ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper