Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan teknologi yang cukup masif tak bisa dipungkiri sangat membantu masyarakat dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Terlebih lagi saat kondisi pandemi saat ini. Secara otomatis mendorong pemanfaatan teknologi menjadi lebih sering dilakukan, baik untuk sekolah, bekerja, hingga berbelanja.
Meski banyak kemudahan yang ditawarkan, tapi yang perlu diwaspadai adalah angka kejahatan dengan memanfaatkan teknologi digital juga semakin marak terjadi.
Menyikapi hal itu, Ketua Program Studi Teknik Informasi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Fezan Nabawi mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menampilkan informasi pribadi.
Pasalnya, kelengkapan informasi pribadi yang ditampilkan di dunia maya berpotensi dapat disalahgunakan oleh orang tak bertanggung jawab.
"Nah, ini (data diri) kalau ketahuan sama orang yang berniat jahat, data itu bisa diambil dan diolah untuk keperluan kejahatan. Jadi, diusahakan jangan terlalu detail untuk memasang informasi terkait profil," terangnya dikutip dari laman NU.or.id.
Menurutnya, kejahatan di internet paling besar justru berasal dari faktor manusia.
Sebab, manusia sebagai penggerak teknologi dan jika teknologi itu disalahgunakan bisa menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar.
"Karena, manusia ini yang bisa melakukan kejahatan. Kalau mesin sebenarnya dia benda mati. Jadi, mesin ini tidak akan melakukan kejahatan," ujar Fezan.
"Kemudahan mendapatkan software untuk hacking, dan kemudahan mencari tutorial untuk bisa mencoba menjebol. Akhirnya, dari situ banyak kejahatan-kejahatan komputer," imbuhnya.
Oleh karena itu, selain tidak menampilkan data pribadi secara terperinci, ia juga menyarankan agar pengguna internet lebih aktif melakukan tindakan preventif untuk pencegahan, seperti rajin mengganti kata kunci, dan sebagainya.