Biaya Infrastuktur Mahal jadi Penyebab Startup Sulit Jangkau Luar Pulau Jawa

Rika Anggraeni
Senin, 11 Oktober 2021 | 15:40 WIB
Ilustrasi startup./olpreneur.com
Ilustrasi startup./olpreneur.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Aviliani mengatakan perusahaan rintisan atau start-up swasta tidak memungkinkan untuk melakukan ekspansi di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatra. Hal ini lantaran kurangnya subsidi untuk membiayai infrastruktur di sana.

“Kalau swasta itu enggak akan mungkin, subsidinya enggak cukup. Biaya untuk infrastruktur itu mahal, jadi enggak mungkin swasta yang menyediakan. Jadi, untuk infrastruktur adalah pemerintah,” kata Aviliani kepada Bisnis, Senin (11/10/2021).

Aviliani menjelaskan, bahwa wilayah Pulau Jawa dan Sumatra merupakan wilayah yang paling banyak memiliki market, yakni sebanyak 70 persen.

“Market itu 70 persen adanya di [Pulau] Jawa dan Sumatera. Maksudnya, 70 persen masyarakat ada di situ," ucapnya.

Sementara, kata Aviliani, untuk wilayah Indonesia yang lainnya, yaitu luar Pulau Jawa, hanya memiliki market sebesar 30 persen.

“Jadi, kalau startup-startup masuk itu dia bisa saja, tetapi dia melalui online. Maka infrastruktur yang membenahi itu pemerintah,” ucapnya.

Meskipun pemerintah secara bertahap sudah mulai melakukan ekspansi, menurut Aviliani, perusahaan rintisan pasti akan mendekati market yang terbesar, yakni market yang berada di wilayah Pulau Jawa dan Sumatra.

“Supply side harus mendekati demand side, demand itu adanya di situ [Pulau Jawa dan Sumatra],” jelasnya.

Tak berhenti di sana, Aviliani mencontohkan bank di Indonesia yang memiliki cabang paling banyak di wilayah Jawa dan Sumatra. Sementara, di pulau Jawa dan Sumatra, paling banyak adalah bank pemerintah.

“Jadi, menurut saya, kalau swasta itu enggak bisa dipaksakan, mereka ada hitung-hitungannya. Biasanya, mestinya BUMN-lah yang paling banyak bisa menempatkan di sana untuk pasar-pasar di luar Jawa dan Sumatra,” ujarnya.

Sebelumnya, dalam acara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Virtual Innovation Day 2021, Senin (11/10/2021), Presiden Joko Widodo meminta kepada startup di sektor keuangan untuk memperluas layanan secara Indonesia sentris.

Jokowi meminta agar layanan tersebut tidak hanya terpusat di Pulau Jawa, melainkan luar Pulau Jawa juga harus dilakukan ekspansi.

Hal ini lantaran, Jokowi melihat bahwa selama ini akses masyarakat luar Pulau Jawa terhadap layanan keuangan sangat terbatas.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper