Bisnis.com, MANOKWARI – Layanan internet atau data masih menjadi barang mewah bagi warga yang tinggal di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), seperti masyarakat di desa Iseren, Teluk Wondama, Papua Barat.
Septinus, salah seorang warga Iseren, mengatakan bahwa dirinya belum mengetahui manfaat dari internet, meski di desanya baru saja dibangun base transceiver station (BTS) 4G.
Selama ini, Septinus hanya menggunakan ponsel yang hanya memiliki jaringan 2G untuk keperluan menelpon keluarga yang berada di kota.
“Tidak ada pakai internet, hanya telepon-telepon. Belum ada kebutuhan,” katanya di Manokwari Selatan, Selasa (5/10/2021).
Septinus menjelaskan bahwa dirinya telah menggunakan ponsel sejak 5 tahun lalu. Dia pun belum memiliki rencana untuk mengganti ponselnya dengan perangkat yang mendukung teknologi 4G, karena selama ini seluruh kebutuhan komunikasinya telah terpenuhi.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak sekolah dasar yang berada di daerah tersebut juga mengaku belum pernah mengakses internet.
Selama ini, jaringan 4G memang belum pernah hadir di desa yang memiliki total penduduk sekitar 165 jiwa itu.
Jika ingin mengakses internet, mereka harus menyeberangi laut selama 3 jam untuk menuju Distrik Ransiki, Manokwari Selatan. Di sana, jaringan 4G telah tersedia dan masyarakat dapat mengakses berbagai layanan lainnya.
“Tak ada internet. Butuh waktu 3 jam untuk ke Ransiki,” kata Ulis, warga Iseren yang baru berusia 10 tahun.
Ulis mengatakan, biasanya jaringan internet digunakan untuk mengakses hiburan di YouTube.
Dia pun belum mengetahui bahwa internet dapat digunakan untuk kebutuhan lain, seperti belajar secara daring, berbelanja, dan mencari hal-hal baru.