Bisnis.com, JAKARTA — Startup logistik di Indonesia dinilai bisa melakukan kolaborasi dengan berbagi sektor terkait untuk menunjang infrastruktur pengiriman barang.
Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura mengatakan jika kerja sama dengan berbagai pihak adalah langkah yang tepat dilakukan oleh startup logistik.
“Jika ditanya mana yang lebih unggul, itu tergantung dari kebutuhannya. Seperti cotohnya kolaborasi bersama maskapai atau ojek online, ini adalah dua hal keunggulan yang berbeda,” kata Tesar, Kamis (23/9/2021).
Dia menjelaskan jika layanan pengiriman barang terbagi atas dua jenis, yakni layanan di dalam kota dan di luar kota. Jika fokus startup logistik tersebut di dalam kota, maka kerja sama dengan ojek online adalah pilihan tepat.
Namun, lanjutnya, jika fokusnya di luar kota pilihan yang tepat adalah maskapai penerbangan. Maskapai penerbangan menyita anggaran yang besar, tetapi bisa cepat untuk pengiriman keluar kota.
Menurutnya, jasa logistik akan kuat jika mempunyai infrastruktur sendiri. Namun, jika level masih startup tidak terlalu penting untuk memiliki sendiri, sehingga solusinya adalah kerja sama dengan pihak lain.
“Menurut saya harus kerja sama dua-duanya karena itu sama pentingnya. Startup logistik tidak bisa hanya sendiri. Jadi, efektivitas dari kolaborasi tergantung segmen marketnya,” tambah Tesar.
Dia menuturkan jika selain dengan maskapai penerbangan atau ojek online, ada pula startup logistik lakukan kolaborasi dengan kapal laut atau kereta api. Kolaborasi yang terbaik akan bergantung pada tipe layanan dan jangkauannya.
Sebelumnya, SiCepat Ekspres melalui sister company, CKL Cargo, bekerja sama dengan Citilink khususnya dalam bidang pengiriman logistik atau kargo sejak 2018. SiCepat juga berkolaborasi dengan Paxel untuk menyediakan layanan pengiriman ke 10 kota dengan tarif flat.
Selain itu, Paxel bekerja sama dengan PT Blue Bird Tbk. untuk layanan bernama PaxelBig. Ini merupakan layanan sameday delivery service untuk paket berat hingga 20 kilogram.
