Ride Hailiing Lebih Butuh Pusat Data Dibandingkan Operator Seluler

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 12 September 2021 | 18:53 WIB
Ilustrasi data center. /Flickr
Ilustrasi data center. /Flickr
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pelepasan data center atau pusat data oleh operator seluler bukan hal yang mengejutkan. Selain karena jumlah pemain pusat data sudah banyak, sehingga operator bisa sewa dengan murah, aktivitas analisa data oleh perusahaan seluler juga tidak sebesar perusahan e-commerce (dagang-el) atau unicorn. 

Sekjen Asosiasi Penyelenggara Data Center Indonesia (IDPRO) Teddy Sukardi mengatakan masing-masing operator seluler memiliki kebutuhan yang berbeda-beda mengenai pusat data. 

Beberapa operator tidak butuh pusat data berukuran besar, karena tidak ada analisa data pelanggan seluler yang mendalam sebagaimana yang terjadi di perusahaan dagang-el atau transportasi daring.

“Maha data (big data) operator seluler lebih kecil dari dagang-el dan ride hailing. Gojek punya satu juta pelanggan, bebannya berlipat ganda daripada operator yang punya satu juta pelanggan,” kata Teddy, Minggu (12/9/2021). 

Sebagai gambaran, perusahaan dagang-el dan transportasi daring, selain memiliki pengguna yang banyak, mereka juga memiliki kebutuhan menganalisa data pelanggan, untuk menciptakan produk baru atau membaca kebiasaan pelanggan. Pun fitur dalam aplikasi dagang-el dan ride hailing juga sangat banyak.  

Sementara itu operator seluler, selain pertumbuhan pelanggan yang telah melambat dan jenuh, juga tidak ada kebutuhan besar terhadap analisa data pelanggan. Produk operator seluler masih berkutat pada pascabayar dan prabayar.

“Pelanggan telpon datanya terbatas. Kalau seperti Gojek analisanya bermacam-macam,” kata Teddy. 

Dalam perkembangan saat ini, kata Teddy strategi operator seluler terhadap pusat data berbeda-beda. 

Beberapa operator menilai pusat data sebagai hal yang krusial sehingga seluruh kapasitas yang tersedia digunakan sendiri, beberapa menilai hanya membutuhkan sebagian kapasitas saja dan ada juga yang menyerahkan pusat data kepada ahlinya. 

“Jadi wajar saja, operator seluler melepas [pusat data]” kata Teddy. 

Sebelumnya,  Bloomberg memberitakan bahwa Indosat dikabarkan bakal menjual bisnis pusat datanya. Sumber anonim mengatakan kepada Bloomberg ISAT saat ini sedang bekerja sama dengan sejumlah penasihat keuangan terkait dengan potensi penjualan pusat data tersebut. 

Menanggapi hal tersebut, PT Indosat Tbk. tidak membantah, juga tidak membenarkan.  

Perusahaan telekomunikasi berkode saham ISAT itu menyatakan sebagai perusahaan publik, segala transaksi penjualan dan struktur akan diumumkan secara resmi. 

“Perusahaan belum dapat memberikan konfirmasi terkait informasi atau pertanyaan terkait hal tersebut [penjualan pusat data]” kata SVP Head of Corporate Communication Indosat Steve Saerang. 

Steve menambahkan setelah membukukan hasil keuangan yang kuat pada semester I/2021, perusahaan berfokus untuk mempertahankan momentum pertumbuhan. 

Perseroan juga fokus dalam menawarkan  produk yang ‘Sederhana, Transparan, Relevan, dan Bebas Khawatir' kepada pelanggan. 

“Tujuanya untuk memberikan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan dan perusahaan,” kata Steve. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper