Tinkerlust Andalkan Digitalisasi untuk Perluas Pasar Fesyen

Janlika Putri Indah Sari
Jumat, 10 September 2021 | 11:53 WIB
Co-Founder & CEO Tinkerlust Indonesia Samira Shihab. /Tinkerlust
Co-Founder & CEO Tinkerlust Indonesia Samira Shihab. /Tinkerlust
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Tinkerlust Indonesia akan mengedepankan strategi digitalisasi usai mempelajari kebiasaan baru konsumen selama pandemi Covid-19 yang sudah berjalan sekitar 18 bulan.

Co-Founder & CEO Tinkerlust Indonesia Samira Shihab mengatakan jangka waktu tersebut dinilai sangat cukup untuk mengetahui perubahan kebiasaan konsumen menuju digitalisasi.

"Selama proses pembelajaran tersebut, kami telah memutuskan untuk menggunakan beberapa strategi untuk terus terlibat dan terhubung dengan konsumen kami," ungkapnya pada Bisnis.com, Kamis (9/9/2021).

Samira membeberkan jika sebelum pandemi pihaknya berinvestasi dalam pertumbuhan marketing untuk menjangkau pasar baru.

Alih-alih menumbuhkan pasar, kini Thinkerlust lebih fokus untuk terus terlibat secara lebih organik melalui strategi konten, alat dan saluran digital marketing. Terutama memanfaatkan fitur pada media sosial seperti Instagram dan TikTok.

Menurutnya, saat ini hampir semua orang mengenal teknologi, maka media sosial adalah platform terbaik untuk terhubung dengan audiens. Target dari Tinkerlust saat ini adalah berfokus dalam investasi lebih besar ke produk teknologi.

Dia menuturkan teknologi akan digunakan untuk meningkatkan operasional, serta memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan bagi penjual dan pembeli saat melakukan transaksi produk fesyen di Tinkerlust.

Saat pandemi melanda, Thinkerlust sempat memperlambat marketingnya berkonsentrasi di tempat lain seperti teknologi dan lebih berkonsentrasi pada marketing organik.

Startup yang memungkinkan untuk menjual dan membeli produk brandey bekas (preloved) ini juga akan meluncurkan beberapa metode penjualan baru, diluar dari metode yang sudah ada yaitu consignment, yang berbeda dan bervariasi.

Metode berjualan yang pertama dan sudah diluncurkan adalah metode Fast-Selling atau beli putus. Metode kedua, yang akan segera diluncurkan adalah metode Marketplace, yaitu para penjual dapat berjualan kapan saja dan dimana saja mereka berada.

Kedua metode berjualan ini, diharapkan dapat membantu para penjual untuk menjual produk mereka dengan lebih mudah dan cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper