Bisnis.com, JAKARTA — Era transformasi digital dinilai bisa menimbulkan ancaman terhadap keamanan siber bagi masyarakat Indonesia secara umum.
Country Director Fortinet Indonesia Edwin Lim mengatakan transformasi digital memunculkan ekosistem-ekosistem baru yang semuanya memiliki potensi ancaman dari sisi keamanan digital.
“Contohnya, work from home [WFH]. Bagaimana sistem keamanan karyawan yang bekerja dari rumah, yang tadinya menggunakan modem router biasa, kemudian harus terkoneksi dengan kantor yang menggunakan VPN," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (9/9/2021).
Edwin menjelaskan selama WFH harus berbagi bandwidth dengan anak-anak di rumah yang melakukan sekolah daring, main gim, dan menonton film. Aktivitas tersebut membuka risiko ancaman keamanan digital.
Dia menilai setiap karyawan yang melakukan pekerjaannya dari rumah memiliki kesenjangan pengetahuan terkait dengan keamanan siber. Namun, pada masa pandemi, semuanya dihadapkan pada posisi ancaman yang sama.
Menurutnya, penting untuk mengantisipasi aspek keamanan digital. Asia/Pacific Digital Resilience Scorecard IDC melaporkan hanya 34 persen organisasi di Indonesia yang memiliki pendekatan kuat terhadap keamanan siber.
Edwin menuturkan meskipun tingkat keamanan di Indonesia sudah lebih baik, tetapi masih belum mencapai 50 persen. Tantangan para Chief Information Security Officer (CISO) saat ini adalah bagaimana mendapatkan sumber daya manusia yang tepat di bidang keamanan siber.