Bisnis.com, JAKARTA – Investasi asing di sektor startup healthtech dinilai tidak akan terpengaruh terkait dengan adanya beberapa kebocoran data yang sering terjadi di Indonesia.
Ketua Umum IDIEC (Indonesian Digital Empowerment Community) M. Tesar Sandikapura mengatakan aplikasi dari pemerintah dan startup adalah dua jenis yang berbeda.
“Startup Indonesia justru makin cerah di mata investor, terutama untuk startup kesehatan atau healtech. Kemudian menyusul edutech, fintech, dan delivery,” ujarnya pada Bisnis.com, Minggu (5/8/2021).
Berdasarkan data Statista pada April 2021, total pendanaan industri kesehatan digital di seluruh dunia pada 2020 adalah US$21,6 miliar. Di Indonesia, aplikasi kesehatan digital paling terkemuka per Februari 2021 adalah Halodoc (71 persen), Alodokter (56 persen), KlikDokter (30 persen), Good Doctor (13 persen), dan YesDok (12 persen).
Menurut Tesar, para investor yang sudah bermain skala besar terutama stratup level unicorn, keamanan digital security adalah suatu keseharusan. Alhasil, para investor tidak akan berani memilih suatu startup yang keamanannya belum memadai.
Menurutnya, investor yang sudah investasi di startup sudah paham betul dengan teknologi. Para investor akan memanfaatkan teknologi untuk mencari tahu tingkat keamanan dari para startup.
Anggaran yang disiapkan untuk memperkuat keamanan juga tidak sedikit. Dengan kata lain, para startup sudah mengurus sedemikan rupa keamanan data demi menarik kepercayaan investor.
“Masalah kasus kebocoran data dari Pemerintah ini tidak berpengaruh pada dunia startup. Ini lebih kepada kerja pemerintah yang belum cakap dalam mengatur data rakyatnya,” ujarnya.
