Bisnis.com, JAKARTA – Investree, perusahaan finansial teknologi, mengaku mulai mencatatkan pertumbuhan yang positif di pasar Thailand dan Filipina setelah mendapat izin operasi di kedua negara itu pada awal tahun.
Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan bahwa izin operasi yang dikantongi Investree di kedua negara tersebut adalah izin sebagai platform crowdlending, sesuai regulasi di masing-masing negara.
Setelah mengantongi izin, Investree saat ini dalam proses pengembangan bisnis di kedua negara. Di kedua negara itu, Investree bekerja sama dengan mitra joint-venture dalam mengembangkan layanan.
Adrian mengklaim perkembangan bisnis Investree di kedua negara cukup positif. Sayangnya, Adrian tidak bisa menyebutkan detail pertumbuhan tersebut.
“Perkembangan cukup positif, namun karena baru tahun ini memperoleh izin. Mungkin pada tahun depan baru akan lebih besar pertumbuhannya,” kata Adrian kepada Bisnis, Senin (30/8/2021).
Sekadar informasi, di Thailand, Investree menghadirkan produk bernama Bullet Payment Security dan Installment Payment Security. Secara umum, produk itu sama mirip dengan Invoice Financing dan Working Capital Term Loan (WCTL) yang ditawarkan di Indonesia dan Filipina.
Melalui kedua produk tersebut, Investree masuk ke segmen usaha kecil dan menengah (UKM). Investree Thailand bermitra dengan Pantavanij dan FlowAccount dalam mengembankan bisnis di Negeri Gajah Putih.
Sementara itu, di Filipina, Investree bekerja sama dengan Filinvest Development Corporation (FDC), salah satu perusahaan besar di Filipina. Investree membawa produk-produk mereka ke Manila lewat FDC.