Bisnis.com, JAKARTA – PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk. (ZYRX), produsen laptop dalam negeri, memprediksi persaingan vendor laptop makin ketat hingga akhir tahun ini.
Pendiri dan Direktur Utama Zyrex Timothy Siddik mengatakan hal tersebut disebabkan kepemilikan laptop masih minim di Indonesia, sehingga pemain lokal dan asing makin gencar untuk memasarkan laptop mereka di pasar dalam negeri.
“Potensi pasar Indonesia sangat besar, wajar bermunculan pemain baru masuk dan mengincar pasar kita. Bahkan, penetrasi atau kepemilikan laptop masih rendah yang berkisar di 10 persen saja. Padahal, minimal perlu menginjak angka 70 persen agar sebuah negara dapat dikatakan baik dari sisi indeks prestasi TIK,” ujarnya lewat diskusi virtual, Senin (26/7/2021).
Tidak hanya itu, dia mengatakan masih banyak ruang atau segmen pasar di Indonesia yang masih bisa diincar, salah satunya 45 juta siswa sekolah yang belum memiliki komputer sehingga pasar ini yang diincar oleh perusahaan lantaran pemain asing dinilainya lebih mengincar segmen pekerja.
Selain itu, dia mengatakan tujuan perusahaan saat ini adalah untuk meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), serta mengurangi ketergantungan terhadap impor laptop.
Timothy mengatakan, saat ini perusahaan telah menerima pesanan 165.000 unit laptop dari Kemendikbud-Ristek untuk disalurkan ke 8.000 sekolah di seluruh Indonesia. Jumlah ini untuk memenuhi kebutuhan laptop untuk tahun ajaran 2021, dengan batas pengiriman paling lambat Desember.
Lebih lanjut, dia menjelaskan jika dikonversikan pesanan tersebut memiliki nilai hingga Rp700 miliar. Adapun, perusahaan dikatakan siap untuk memenuhi kebutuhan laptop dalam negeri senilai Rp17 triliun sampai 2024.
“Kami melihat running rate [laptop] saat ini ada di 3,5 juta unit laptop yang terjual di seluruh Indonesia untuk semua merek yang ada, tetapi sayangnya penguasaan merek lokal tidak sampai 5 persen,” katanya.
Alhasil, dia mengatakan untuk mengantisipasi ketimpangan tersebut dan memenuhi kebutuhan dalam negeri perusahaan juga menambah kapasitas produksi dua kali lipat, dari 4 line menjadi 8 line.
Menurutnya, dengan menambah produksi kapasitas unit laptop mereka optimis dapat menambah produksi hingga 840.000 unit. Sebab, dia menilai hingga lima tahun mendatang kebutuhan laptop secara nasional diperkirakan sebanyak 3,9 juta unit.
Timothy mengatakan angka ini didapatkan dari perkiraan kebutuhan nasional 1,3 juta unit, dan angka kebutuhan provinsi, kabupaten, dan kota yang biasanya dua kali lipat angka nasional yakni 2,6 juta.
"Tahun ini Zyrex sudah mengambil langkah dan sanggup menyediakan dan memproduksinya. Kepemilikan laptop di setiap keluarga juga termasuk dari indeks prestasi TIK menjadi salah satu patokan [Negara] kita maju atau tidak," ujarnya.