Bisnis.com, JAKARTA – Ilmuwan data (data scientist) diyakini sebagai profesi vital dan kunci dalam pembangunan ekonomi digital.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek) Nizam mengatakan kebutuhan profesi data scientist sangat nyata, sebab landasan dasar ekonomi digital adalah angka dan data.
Menurutnya, ilmu data menjadi fondasi untuk kebutuhan dasar dalam pengambilan keputusan, perencanaan bisnis, pengembangan sektor ekonomi, kesehatan, dan lainnya.
“Mata uang masa depan adalah data dan informasi, tetapi hingga saat ini kita masih sulit memenuhi kebutuhan data scientist baik di lingkungan perguruan tinggi dan lingkungan bisnis,” katanya dalam diskusi virtual, Minggu (18/7/2021).
Dia melanjutkan, kebutuhan ilmuwan data pada tahun ini saja sangat besar lantaran dibutuhkan jutaan talenta data. Adapun, dari sisi mikro saja, untuk tingkat kelurahan ada 80.000 desa yang membutuhkan profesi ini untuk pengembangan daerahnya.
Nizam mengatakan, saat ini untuk mewujudkan kebutuhan ilmuwan data pemerintah melalui program Kampus Merdeka, diharapkan menjadi program lompatan untuk mengakselerasi kebutuhan ini, karena bila menyiapkan secara organik membutuhkan waktu yang lama.
Menurutnya, minimal 5 tahun untuk satu angkatan ilmuwan data secara organik, sehingga melalui ragam program akselerasi dan kampus merdeka pemerintah meyakini bisa mempercepat kebutuhan profesi ini dalam waktu 4 bulan.
“Akan ada yang belajar tentang komputasi, pembelajaran mesin, dan maha data sehingga kebutuhannya bisa dipercepat dalam 4 bulan,” ujarnya.
Direktrur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan ilmuwan data mendukung pengembangan maha data khususnya analisis data sehingga memang kebutuhan akan terus meningkat sesuai dengan pengembangan perusahaan rintisan.
“Semua sektor butuh tapi terutama sektor yang mengelola data besar seperti platform dagang elektronik (e-commerce), telekomunikasi, kesehatan, industri dan lainnya,” katanya.
Dia mengatakan, untuk mendorong kebutuhan profesi ini secara lebih cepat, perlu ada edukasi atau masukkan dalam mata kuliah di kampus, pelatihan termasuk talenta digital yang digagas pemerintah.
Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda pun mengatakan kebutuhan talenta di bidang data scientist di Indonesia sangat mendesak. Tidak hanya di bidang keuangan, tetapi ekonomi digital secara keseluruhan.
“Jika masalah gap talenta di bidang data scientist ini terus berlangsung, dapat berakibat semakin banyaknya tenaga kerja asing yang menjadi data scientist di aplikator nasional. Terlebih saat ini perkembangan ekonomi digital di Indonesia sedang sangat kencang. Sebuah kerugian besar bagi bangsa Indonesia,” katanya.
Dia meyakini, salah satu cara yang dapat dilakukan pemerintah adalah mengintegrasikan pembelajaran SMK Teknologi dengan permintaan industri. Selanjutnya adalah dengan mempercepat adaptasi teknologi dan sekolah menengah pertama dan sekolah dasar sehingga muncul keminatan siswa terhadap bidang teknologi.