Sektor-Sektor Ini Dorong Kenaikan Belanja TIK di Indonesia

Akbar Evandio
Kamis, 15 Juli 2021 | 10:22 WIB
Teknisi melakukan pengecekan pada salah satu base transceiver station (BTS) di Jakarta, Senin (27/1/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Teknisi melakukan pengecekan pada salah satu base transceiver station (BTS) di Jakarta, Senin (27/1/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat menilai pengeluaran belanja Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) akan mengalami pertumbuhan positif pada kuartal III/2021 khususnya di sektor-sektor digital.

Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan untuk pengeluaran belanja TIK akan tetap naik di tengah pandemi terlebih untuk beberapa sektor.

Menurutnya, sektor industri telekomunikasi masih akan menjadi pendorong utama dari belanja TIK. Mulai dari internet hingga gawai yang diyakini masih menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi bisa mencapai 30 persen.

“Kedua, adalah sektor jasa aplikasi dan pengembang, kemudian diikuti oleh sektor keuangan. Ketiga sektor tersebut yang akan mendorong permintaan TIK di Indonesia,” katanya, Rabu (14/7/2021).

Huda mengatakan, peluang utama peningkatan belanja TIK ada di peningkatan penetrasi internet, perubahan pola kegiatan masyarakat, serta pertumbuhan kelas menengah.

Di sisi lain, dia meyakini belanja TIK turut memiliki tantangan yang harus segera diatasi, yaitu ketimpangan digital dan kekosongan regulasi perlindungan data pribadi.

Berdasarkan laporan dari International Data Corporation (IDC) memperkirakan pengeluaran atau belanja Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia akan tumbuh lebih dari 8 persen mencapai US$30,1 miliar pada 2021 dan mencapai US$33,9 miliar pada 2024.

Adapun, dalam laporan IDC pada 2020 terdapat tiga sektor yang memiliki pembelanjaan teknologi informasi paling besar, yaitu adalah telekomunikasi, perbankan, dan manufaktur dengan masing-masing memiliki kontribusi sebesar 21,6 persen, 16,1 persen, dan 15,1 persen.

Terkait vertikal industri, industri Personal and Consumer service diperkirakan akan bangkit kembali paling cepat dengan pertumbuhan 21 persen untuk 2021.

Selain itu, investasi TIK mengalir di sektor Telekomunikasi karena keadaan kembali normal, dengan pertumbuhan yang diharapkan sebesar 5,7 persen untuk 2021.

Pengamat Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Joseph Matheus Edward berpendapat sektor gaya hidup, hiburan, belanja daring, finansial, dan jaringan yang memberi sumbangsih paling besar pada belanja TIK pada kuartal III/2021.

Ian melanjutkan, belanja TIK pada kuartal III/2021 ditaksir mampu tumbuh hingga 8 persen, tetapi akan mengalami sedikit penurunan lantaran adanya PPKM Darurat.

“PPKM Darurat memberi pengaruh ke pengeluaran TIK yang di awalnya akan menurun. Bahkan, jika PPKM diperpanjang tentu saja akan mengakibatkan semua solusi ada di TIK,” katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper