Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) menilai langkah Bukalapak untuk melantai di bursa dan mengukuhkan diri sebagai all commerce berdampak positif terhadap iklim perusahaan rintisan ke depan.
Sebagai gambaran, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan konsep all-commerce merupakan ekosistem yang melayani semua lapisan masyarakat dan menjembatani kegiatan transaksi luring dan daring, baik di kota besar, kota kecil, dan desa.
Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R.Sirait mengatakan persyaratan untuk melantai di bursa bagi sebuah perusahaan sangat ketat dan berlapis sehingga dapat diartikan Bukalapak siap untuk lebih bertanggung jawab kepada publik.
“Saya melihat strategi ini sejalan dengan strategi samudera biru, karena dengan berfokus untuk pasar di luar kota besar, ini memberikan sentimen positif akan ada kesetaraan ekonomi digital ke depannya di seluruh pelosok Indonesia,” katanya, Jumat (9/7/2021).
Untuk diketahui, strategi samudera biru (blue ocean strategy) merupakan langkah perusahaan untuk menciptakan ruang pasar tanpa pesaing untuk meraih pertumbuhan usaha yang tinggi. Untuk melakukan itu, perusahaan menciptakan permintaan dengan memanfaatkan pasar yang belum atau bahkan tidak dilirik oleh kompetitor.
Dalam strategi kolam biru, perusahaan dapat menurunkan biaya produksi diiringi dengan peningkatan nilai produk, sehingga menimbulkan inovasi nilai yang menguntungkan bagi perusahaan maupun pelanggan.
Perusahaan yang menerapkan strategi ini dapat meningkatkan keuntungan dengan cara menjadi pemimpin pasar dan penentu harga pasar dari produk yang dihasilkan.
Lebih lanjut, Jefri menjelaskan jika Bukalapak hanya bertarung di kota besar, mereka hanya akan mengikuti arus pasar yang mengarah ke perang harga dan membuat kompetisi menjadi tidak sehat.
“Namun, Bukalapak yang melihat luar kota besar sebagai strategi samudera birunya yang saya yakini akan membuat mereka lebih awal mencapai kesuksesannya,” katanya.
Baca Juga Profil CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, Dekat dengan AHY & Bosowa hingga IPO Unicorn Perdana |
---|
Jefri melanjutkan Bukalapak akan menjadi indikator bahwa perusahaan rintisan teknologi bisa meninggalkan metode bakar duit dan tidak hanya sekadar mencari keuntungan, melainkan adanya potensi untuk bertumbuh dengan lebih dewasa.
Senada, Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang mengatakan langkah tersebut memberikan penguatan terhadap ekosistem Bukalapak yang pada akhirnya akan bermanfaat bagi para mitra dan konsumen bukalapak.
“Jika modal yang didapatkan melalui IPO bisa digunakan dengan baik bagi keberlangsungan usaha. Harapan potensi kenaikan bisnis perusahaan bisa mencapai 30 persen,” katanya.
Dia berharap dana ke depan akan digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan Bukalapak dan meningkatkan jumlah mitra yang berkualitas sehingga bisa menarik pengguna baru.
Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan Bukalapak harus melantai di bursa karena membutuhkan pendanaan agar bisa bersaing di masa pandemi Covid-19.
Menurut Huda, dengan ada tambahan modal, Bukalapak menjadi dapat bersaing dan akan menyasar ke promosi, diskon, dan sebagainya di mana akan menguntungkan konsumen dan kesejahteraan mitra.
“Dengan adanya hype ini pasti juga akan mendorong jumlah penggunanya. Apalagi karena fokus mereka di luar kota besar hingga akhir tahun jumlah pengguna bisa meningkat 5 persen,” katanya.