Bisnis.com, JAKARTA — Pemain perusahaan rintisan (startup) di bidang teknologi kesehatan (healthtech) menyebutkan memiliki sejumlah strategi untuk membantu menekan penyebaran Covid-19 di Tanah Air.
VP operasional dan partnership Aido Health Jyoti Nagrani mengatakan perusahaan saat ini bermitra dengan banyak dokter spesialis. Hal ini dilakukan agar terus meningkatkan layanan.
“Saat ini, kami bekerja sama dengan rumah sakit-rumah sakit favorit dengan akses lebih dari 2.000 tenaga kesehatan dan 1.300 dokter spesialis, seperti spesialis penyakit dalam, spesialis paru, kesehatan jiwa dan lain-lain sehingga kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan bisa terpenuhi meski di rumah,” katanya, Selasa (6/7/2021).
Tidak hanya itu, dia mengatakan bukan hanya terus menambah mitra rumah sakit, klinik, laboratorium yang terintegrasi, perusahaan juga memiliki layanan telekonsultasi dengan dokter umum gratis lewat fitur Tanya Dokter Aja.
Dia menjelaskan, fitur ini memungkinkan pengguna untuk berkonsultasi dan mendapatkan assesment sebelum ke dokter spesialis yang sesuai. Adapun, hingga saat ini layanan yang paling diminati adalah telemedicine dengan penyakit dalam, anak, gizi, jantung, saraf, kesehatan jiwa & sekarang layanan tes Covid-19
Jyoti pun mengatakan kinerja perusahaan dalam tren positif. Dia memperkirakan pertumbuhan bisa mencapai 25 persen pada akhir tahun ini. Hal tersebut didorong kondisi pandemi Covid-19 di mana para masyarakat membatasi kunjungan ke rumah sakit.
“Saat ini masyarakat makin membutuhkan layanan kontrol rutin seperti orang dengan penyakit kronis dan lansia. Kelompok masyarakat ini yang sangat terbantu dengan adanya telemedicine [layanan kesehatan jarak jauh],” ujarnya.
Tidak mau kalah Chief Product Officer & Co-Founder Sehati TeleCTG Abraham Auzan mengatakan perusahaan memiliki fokus untuk pelayanan kesehatan ibu hamil.
Menurutnya, pasien ibu hamil seharusnya turut menjadi prioritas karena berkaitan dengan kualitas manusia Indonesia di masa depan, yang jika terabaikan akan menimbulkan konsekuensi daya saing bangsa ke depan.
“Kami melakukan pemeriksaan jarak jauh dan monitoring kesejahteraan janin memiliki peran yang cukup strategis di tengah pandemi Covid-19 karena dapat membantu terjadinya perawatan keberlanjutan sebagaimana terjadi di beberapa wilayah tempat kami beroperasi,” ujarnya.
Dia melanjutkan, Sehati TeleCTG memungkinkan bidan atau tenaga kesehatan (nakes) puskesmas dan dinas kesehatan untuk terus memantau kesehatan ibu hamil berdasarkan faktor risiko dan data lainnya serta dan terhubung dengan dokter kandungan di kota besar.
Alhasil, dia optimis ke depan akan terjadi kolaborasi antarprofesi melalui platform layanan kesehatan jarak jauh sehingga pemeriksaan diagnostik dan pelayanan kesehatan bisa tetap berjalan hingga ke level terendah di tengah pandemi dimana kunjungan ke puskesmas dan rumah sakit.
Abraham melanjutkan, selama pandemi Covid-19 perusahaan telah digunakan di beberapa Puskesmas dan Praktik Bidan Mandiri di beberapa daerah di Indonesia sebagai alat monitor kehamilan Ibu.
“Bahkan di awal masa pandemi, yaitu akhir Maret 2020, Sehati TeleCTG menginisiasi kerja sama dengan 14 klinik/praktik mandiri bidan di wilayah Jakarta, Bekasi dan Banten untuk memastikan ibu hamil dapat memperoleh akses ke pelayanan kesehatan ibu yang lebih aman,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan saat ini perusahaan telah berkolaborasi dengan beberapa Puskesmas dan Praktik Bidan Mandiri di lebih dari 28 Kabupaten dan Kota di 15 Provinsi di Indonesia.
Abraham menyebutkan pelayanan yang paling diminati masyarakat adalah monitoring kehamilan Ibu, termasuk perawatan kehamilan (Antenatal Care), Persalinan (Intranatal Care), serta Nifas (Postnatal Care).