Strategi Indosat (ISAT) di Tengah PPKM Darurat

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 5 Juli 2021 | 21:59 WIB
Seorang pejalan kaki berjalan di depan Gedung Indosat sebelum pandemi Covid-19. /Bisnis-Himawan L Nugraha
Seorang pejalan kaki berjalan di depan Gedung Indosat sebelum pandemi Covid-19. /Bisnis-Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. (ISAT) mendorong paket layanan data  yang sederhana dan transparan untuk menghadapi pelemahan daya beli masyarakat. 

Tidak hanya itu, untuk membantu pemerintah membatasi pergerakan masyarakat, Indosat akan mengoptimalkan layanan kanal digital sehingga pelanggan dapat tetap berada di rumah untuk memenuhi kebutuhannya.

SVP-Head Corporate Communications Indosat  Steve Saerang mengatakan perseroan telah menghadapi kondisi pandemi selama 1,5 tahun.

Sepanjang waktu itu, kata Steve, Indosat telah berhasil melalui kondisi yang sulit dengan lincah melalui inovasi maupun program untuk menjawab tantangan. 

“Salah satu program yang kita lakukan adalah menggenjot saluran digital untuk mempermudah pengalaman pelanggan menggunakan berbagai produk Indosat,” kata Steve kepada Bisnis, Senin (5/7/2021). 

Adapun di tengah daya beli masyarakat yang melemah, kata Steve,  Indosat akan menghadirkan produk dan layanan yang sederhana dan relevan sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Indosat juga akan menggenjot saluran digital seperti myIM3 maupun kerja sama dengan platform media sosial sehingga pengalaman pelanggan dapat terus ditingkatkan. 

Steve optimistis rata-rata pendapatan per pelanggan perseroan tak akan terganggu dengan menurunnya daya beli masyarakat. 

“ARPU akan terus tumbuh seiring dengan naiknya konsumsi layanan telekomunikasi terutama layanan data, seiring dengan masih terjadinya pandemi sampai dengan saat ini,” kata Steve. 

Sekadar informasi, ada kuartal I/2021 Indosat mencatatkan pertumbuhan ARPU sebesar 11,78%, menjadi senilai Rp31.300. 

Indosat menjadi satu-satunya operator seluler di Tanah Air yang mencatatkan pertumbuhan ARPU secara tahunan.

Sementara itu, pengamat telekomunikasi memperkirakan daya beli yang lemah mendorong operator untuk menjual paket layanan data dengan harga yang lebih murah. Rata-rata pendapatan operator per pelanggan pun terancam menyusut pada kuartal III/2021 dibandingkan denga periode yang sama tahun lalu.

Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward memperkirakan operator seluler menurunkan harga paket data ke depannya, untuk menghadapi penurunan daya beli masyarakat.  

Meski paket data merupakan kebutuhan selama pembatasan pergerakan, konsumsi layanan data oleh pelanggan akan berkurang. Belanja obat-obatan dan makanan menjadi prioritas utama. Guna menjaga para pelanggan agar tetap mengisi pulsa atau tidak beralih ke operator lain, menurut Ian, operator akan menurunkan harga layanan atau memberikan bonus tambahan kuota dan konten untuk nilai yang dibayarkan oleh pelanggan saat ini.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper