Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Televisi Siaran Digital Indonesia (ATSDI) meminta para pemenang multipleksing di lima wilayah yang akan dipadamkan siaran televisi analognya, segera menyalurkan set top box (STB) atau dekoder. Perangkat itu penting untuk membantu masyarakat - khususnya yang tidak mampu - untuk menerima siaran digital.
Ketua Umum ATSDI Eris Munandar mengatakan ketidaksiapan masyarakat untuk menerima siaran digital - karena belum memiliki STB dan lain sebagainya - merupakan tantangan dalam pergelaran siaran digital tahap awal.
Meski demikian, lanjutnya, tantangan ini harus disikapi dengan aksi nyata distribusi STB dan sosialisasi. Para pemenang penyelenggara multipleksing diharapkan mendistribusikan STB sesuai dengan komitmen mereka saat memenangkan lelang multipleksing 9 tahun lalu.
“Jangan sampai ketidaksiapan masyarakat ini menjadi kendala kembali tertundanya proses tahapan migrasi ini,” kata Eris, Kamis (10/6/2021).
Dia mengatakan sejak diberikan izin menyelenggarakan multipleksing pada 2012, para LPS dinilai tidak bersungguh-sungguh dalam memenuhi komitmennya. Alhasil kesepakatan yang mereka janjikan di awal tidak terealisasi, salah satunya distribusi set-top-box (STB) atau dekoder.
“[Hal] yang paling penting adalah bukan hanya soal membangun infrastruktur [multipleksing] saja, tetapi komitmen penyediaan STB sebanyak 8,7 juta,” katanya.
Sekadar informasi, lima wilayah yang akan dipadamkan siaran analognya pada 17 Agustus 2021, merupakan bagian dari 12 wilayah yang pada 2012 digelar lelang penyelenggara multipleksing. Artinya, para pemenang lelang memiliki waktu 9 tahun untuk mendistribusikan STB ke daerah-daerah tersebut.
Kemudian berdasarkan dokumen yang diterima Bisnis.com, terdapat 8,7 juta STB yang menjadi komitmen LPS untuk didistribusikan kepada masyarakat di 12 wilayah.
Dari jumlah tersebut, PT Banten Sinar Dunia Televisi (BSTV) menjadi LPS dengan komitmen distribusi STB terbesar yaitu 3 juta STB. PT Media Televisi Indonesia (Metro TV) berkomitmen mendistribusikan STB sebanyak 2 juta STB, MNC Group sebanyak 1,72 juta STB, Emtek Group sebanyak 1,47 juta STB, PT Rajawali Televisi (RTV) sebanyak 500.000 STB, Viva Group sebanyak 36.282 STB, dan Transmedia Group sebanyak 16.000 STB.