Bisnis.com, JAKARTA — Kehadiran teknologi 5G diprediksi akan menambahkan beban bagi krisis cip semikonduktor yang tengah melanda dunia.
Pengamat gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian mengatakan permintaan 5G baik dari sisi jaringan dan peralatan sedang berada di momentum peak season (momen puncak).
“Sekarang ini, peralatan untuk membuatnya sangat mahal dan terbatas jumlahnya. Untuk SoC (System-on-a-Chip) Mobile, praktis sekarang ini hanya bisa dilayani oleh TSMC dan Samsung,” ujarnya, Senin (7/6/2021)
Dia melanjutkan, Samsung dalam keadaan kelangkaan chipset saat ini membuat prioritas untuk mendahulukan pembuatan chipset dari kategori yang terpenting. Sedangkan, TSMC membuat prediksi kelangkaan ini bisa diatasi bulan Juni tahun ini.
Berdasarkan laporan TrendForce, perusahaan semikonduktor asal Taiwan TSMC menguasai pasar dengan persentase 55 persen. Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) pun mencatatkan pendapatan di kuartal I/2021 yang menyentuh angka US$12,90 miliar di mana pendapatan tersebut naik 2 persen dibanding kuartal sebelumnya yang berada di angka US$12,67 miliar
Sementara itu, Samsung selaku produsen Exynos justru mengalami penurunan pendapatan 2 persen dengan perolehan US$4.177 miliar pada kuartal I/2021 dibanding periode sebelumnya yaitu US$4.108 miliar.
Penurunan ini disebabkan, penutupan pabrik di Austin, Texas yang berlangsung selama lebih dari satu bulan akibat badai salju yang melanda wilayah tersebut. Penutupan operasional pabrik menyebabkan penundaan produksi.
“Banyak ahli pun melihat prediksi kelangkaan bisa diatasi pada Juni ini makin sulit diwujudkan, mengingat setiap penambahan supply, permintaan juga makin meningkat,” ujar Lucky.
Lucky melanjutkan, saat ini sektor yang membutuhkan teknologi chipset tinggi seperti RAM, Storage, chip mobil listrik, menjadi prioritas, sementara chipset untuk mobil standar menjadi yang dikorbankan, karena keperluannya belum sampai ke teknologi chip terbaru.
“Kemungkinan dengan hadirnya chipset yang khusus dibuat untuk 5G makin banyak smartphone lebih terjangkau harganya, yang akan membuat orang menggantikan ponsel dari 4G ke 5G, ini untuk future proof di Negara yang sedang menggelar jaringan 5G, termasuk Indonesia,” katanya.