Bisnis.com, JAKARTA – PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) masih mematangkan rencana untuk melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sambil menunggu momen yang tepat. Terbentuknya GoTo mempercepat rencana Gojek untuk melantai di pasar saham.
Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan perseroan baru menyelesaikan sebuah pencapaian penting bersama PT Tokopedia, dengan membentuk Grup GoTo.
Saat ini, kata Nila, prioritas utama Gojek adalah memastikan kelancaran dan optimalisasi integrasi untuk dapat menjadi platform terbaik bagi jutaan konsumen, mitra usaha, dan mitra lainnya di ekosistem kami.
Adapun, mengenai rencana IPO, kata Nila, hal itu menjadi salah satu tujuan Gojek untuk dapat mendukung pertumbuhan perusahaan ke tahap selanjutnya. Kombinasi bisnis dengan Tokopedia akan mempercepat rencana tersebut.
“Kombinasi bisnis ini akan mempercepat rencana [IPO] tersebut. Kami memahami bahwa salah satu informasi yang ditunggu adalah terkait rencana IPO. Untuk itu, kami akan sampaikan perkembangannya dalam waktu yang tepat,” kata Nila kepada Bisnis.com, Senin (17/5/2021).
Nila menambahkan dengan terbentuknya Grup GoTo, Gojek dan Tokopedia berupaya untuk menghasilkan dampak yang lebih besar dan lebih signifikan kepada seluruh pemangku kepentingan di ekosistem keduanya.
Sekadar informasi, Grup GoTo akan dipimpin oleh Andre Soelistyo dari Gojek sebagai CEO Group, sementara itu Patrick Cao dari Tokopedia sebagai Presiden GoTo. Adapun, Kevin Aluwi akan tetap menjabat sebagai CEO Gojek dan William Tanuwijaya akan tetap menjadi CEO Tokopedia.
CEO GoTo Andre Soelistyo mengatakan pembentukan Grup GoTo menandai fase pertumbuhan selanjutnya bagi Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial.
Mitra driver Gojek akan memiliki peluang pendapatan yang lebih besar antara lain dengan mengirimkan lebih banyak pesanan dari pengguna Tokopedia, sementara penjual dan mitra merchant dari berbagai skala bisnis akan mendapatkan berbagai manfaat dan kesempatan untuk meningkatkan usahanya.
“Hadirnya Grup GoTo juga akan memungkinkan kami untuk semakin mendorong inklusi keuangan di Indonesia dan Asia Tenggara,” kata Andre.