Telkomsel Suntik Rp4,3 Triliun ke Gojek, Strategi Melancarkan IPO?

Akbar Evandio
Senin, 10 Mei 2021 | 18:38 WIB
Ilustrasi Telkomsel. /Bisnis.com
Ilustrasi Telkomsel. /Bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Investasi yang digelontorkan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) diduga memuluskan langkah Gopay melakukan aksi penawaran umum perdana atau IPO.

Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward mengatakan bahwa suntikan dana tersebut tergolong kerjasama yang efektif.

“Dengan sendirinya suntikan dana ini akan memuluskan rencana IPO dari GOTO. Karena Telkomsel sebagai sebuah perusahaan besar, telah melakukan penilaian secara menyeluruh mengenai kesehatan dan peluang kedepannya. Hal ini akan membuat masyarakat lebih percaya,” ujar Ian, Senin (10/5/2021).

Ian melanjutkan, secara tidak langsung aksi korporasi juga akan menambah pelanggan baik dari pihak internal Gojek maupun mitra Gojek dan termasuk brand image Telkomsel akan meningkat.

“Yang pasti semua driver gojek akan menggunakan telkomsel; dan ada pemasukan paket bulanan. Untuk  mitra gojek, tentu saja bisa beralih juga. Karena jaringan Telkomsel terbesar di Indonesia dan dengan redudansi yang baik. Kedua perusahaan bisa tumbuh dari sisi pengguna sekitar 15—20 persen,” kata Ian

Namun, Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang melihat aksi korporasi ini merupakan langkah yang terbilang berani. Sebab, kondisi keuangan perseroan yang kurang baik.

Berdasarkan laporan info memo yang diterima Bisnis, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mencatatkan pendapatan senilai Rp87,1 triliun sepanjang 2020, di mana turun 4,4 persen secara tahunan. 

Adapun, kontribusi bisnis layanan digital menjadi penggerak utama Telkomsel dalam membukukan nilai tersebut. Tercatat anak perusahaan BUMN itu berhasil mencatatkan pendapatan layanan digital senilai Rp62,32 triliun pada 2020, naik sekitar 7 persen secara tahunan.

“Tampaknya Telkomsel mencoba berinvestasi sebelum IPO Gojek. Dengan harapan mendapatkan keuntungan maupun peran yang lebih besar sebelum GOJEK go publik sehingga mendapatkan keuntungan dari sana,” katanya.

Namun, Guru Besar dan Dosen Ekonomi Bisnis dari Universitas Trisakti Muhammad Zilal Hamzah mengatakan meskipun terbilang sebagai langkah berani, aksi perseroan masih tergolong wajar. Bahkan, berpotensi menguntungkan untuk jangka panjang.

“Jika penurunannya hanya 4,4% berarti ini masih lebih baik, dibandingkan investasi di sektor lain, yang malah rugi. Artinya untuk jangka panjang, Strategi bisnis masih akan berjalan, seiring niat awal investasi Telkomsel di Gojek. Misalnya mengincar sektor UMKM yang hampir 80 persen jumlahnya di Indonesia untuk menjadi mitra di bisnis inti Telkomsel,” katanya.

Tidak hanya itu, Zilal melihat bahwa langkah ini adalah untuk meningkatkan performa rencana awal Telkomsel untuk menciptakan ekosistem digital mereka yang mana meskipun Telkomsel tidak menyuntikan dana, Gojek tetap bisa melantai ke bursa dengan mulus.

“Tanpa suntikan dana dari Telkomsel, hasil merger Goto tetap akan bisa go public melihat dari kondisi real dan aturan persyaratan IPO. Suntikan ini lebih kepada keinginan menjadi Pemegang Saham Pengendali nantinya. Kalau dalam hitungan manajemen bisnis, akan sangat menentukan,” ujar Zilal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper