Bisnis.com, JAKARTA – Upaya PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dalam memulihkan sistem komuninikasi kabel bawah laut (SKKL) yang putus bakal menghadapi banyak hambatan.
Sebab, tidak ada jaminan sistem komunikasi serat optik itu pulih dalam waktu singkat.
Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward mengatakan untuk memperbaiki sistem komunikasi kabel bawah laut bukanlah hal yang mudah.
Beberapa hal seperti cuaca, kondisi lapangan misalnya kedalaman laut, ketersediaan kapal, peralatan dan sumber daya manusia akan menjadi faktor penentu pemulihan SKKL milik perusahaan telekomunikasi pelat merah tersebut.
“Waktu pemulihan tergantung keadaan tersebut,” kata Ian, Selasa (4/5/2021).
Sebelumnya, Telkom Jayapura menyatakan kabel laut miliknya putus pada titik 360 kilometer pada Jumat (30/4/2021) sehingga mengakibatkan komunikasi digital melalui jaringan data seluler tidak bisa digunakan untuk sementara waktu.
Perbaikan kabel putus di tengah laut harus menunggu kapal khusus sehingga membutuhkan waktu sekitar 1 bulan. Telkom mengoptimalkan kapasitas satelit, sistem komunikasi radio IP terrestrial, termasuk pemanfaatan jarinan Palapa Ring Timur untuk proses pemulihan kualitas layanan secara bertahap.
Mengenai upaya tersebut, kata Ian, kualitas layanan data yang diberikan nantinya tak akan optimal atau menurun dibandingkan dengan kualitas layanan menggunakan SKKL. Meski demikian upaya tersebut merupakan upaya tercepat yang dapat dilakukan saat ini untuk memitigasi risiko bisnis yang terjadi karena putus kabel bawah laut.
“Solusi tetap perbaikan serat optik,” kata Ian.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan akibat putusnya SKKL Telkom selain pengguna tidak bisa akses internet, kerugian lainnya adalah berkurangnya pendapatan Telkom.
"Karena lalu lintas data sebenarnya adalah pendapatan bagi operator," kata Heru.