Investasi Telkomsel ke Gojek, Lebih Untung atau Buntung?

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 20 April 2021 | 11:28 WIB
Petugas Telkomsel meninjau peningkatan kapasitas jaringan di salah satu BTS di Sumatra Bagian Selatan. istimewa
Petugas Telkomsel meninjau peningkatan kapasitas jaringan di salah satu BTS di Sumatra Bagian Selatan. istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat Telekomunikasi menilai alokasi investasi ke spektrum frekuensi lebih menguntungkan bagi PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). 

Selain dapat meningkatkan kualitas layanan, spektrum tambahan mampu membawa Telkomsel melompat ke teknologi baru seperti 5G.    

Direktur Ekskutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan investasi ke spektrum frekuensi dibutuhkan untuk mendukung bisnis seluler Telkomsel ke depan dan menghadapi tantangan masa depan.

Teknologi baru seperti 5G membutuhkan alokasi pita spektrum frekuensi yang lebar hingga 100MHz. Spektrum frekuensi yang digunakan Telkomsel dinilainya saat ini saja masih kurang, bahkan untuk melayani ratusan juta pelanggan Telkomsel.

“Sebenarnya spektrum frekuensi Telkomsel masih jauh dari cukup untuk memberikan layanan optimal bagi konsumen, apalagi untuk mendukung teknologi baru seperti 5G nantinya,” kata Heru, Selasa (20/4/2021).

Hingga kuartal III/2020 Telkomsel melayani sekitar 170,1 juta pelanggan, dengan menggunakan total spektrum frekuensi sebesar 82,5MHz yang tersebar di sejumlah pita frekuensi.

Dari jumlah 170,1 juta, sebanyak 117,3 juta merupakan pengguna layanan data yang haus bandwidth, yang kerap menggunakan layanan data untuk mengakses video streaming.

Jumlah pengguna data berpotensi terus meningkat, sehingga mendongkrak lalu lintas data. Untuk menghadapi lonjakan lalu lintas data - agar kualitas layanan tidak menurun bahkan tersendat-sendat -  dibutuhkan peningkatan kapasitas atau tambahan spektrum frekuensi dengan modal yang tidak murah. 

Dengan menunda investasi ke Gojek, Telkomsel diyakini akan siap secara finansial dalam menghadapi rententan lelang spektrum frekuensi yang akan digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam beberapa tahun ke depan seperti lelang 700MHz.

Heru juga mengatakan investasi yang digelontorkan harus dilakukan dengan matang. Telkomsel dan para pemangku kepentingan perlu mengevaluasi kembali investasi US$150 juta yang sempat disuntikan Telkomsel pada tahun lalu. Apakah manfaat yang diterima sudah optimal atau belum, bagi masyarakat dan bagi bisnis Telkomsel.  

“Apalagi secara pendapatan [layanan legacy] Telkomsel juga menurun dari tahun ke tahun, jadi harus hemat dan berhati-hati. Dibilang urgen [investasi ke Gojek] sebenarnya tidak sama sekali. Ini bisa ditunda hingga beberapa tahu ke depan sambil melihat posisi Gojek,” kata Heru.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper