Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan LG Electronics, perusahaan teknologi asal Korea Selatan, untuk mundur dari bisnis ponsel pintar (smartphone) dinilai tidak akan berpengaruh signifikan bagi pasar.
“Meskipun di pasar global LG memiliki pangsa pasar yang masih bertahan di Amerika dan Korea Selatan, tetapi dengan angka yang kecil dengan hanya memiliki sekitar 1–2 persen. Namun, hanya berpengaruh ke pengguna LG yang akan kesulitan ke depan lantaran langkah penutupan ini, tetapi secara industri hampir tidak ada implikasinya,” ujar pendiri dan pemerhati gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian, Senin (5/4/2021).
Dia menambahkan pangsa pasar LG di Indonesia sudah gugur lebih awal, yakni sejak akhir 2018. Terlebih, ponsel LG juga kurang diminati di Indonesia.
Langkah tersebut tidak mengubah peta persaingan ponsel. Adapun, vendor ponsel yang seangkatan dengan LG, hanya Samsung dan Apple yang bertahan, sisanya seperti HTC, Motorola, Sony tidak punya pangsa pasar global yang signifikan.
Dikutip melalui Bloomberg yang dikutip, Senin (5/4/2021), produsen gawai asal Korea Selatan ini menyebutkan divisi ponsel pintar mereka telah mencatat kerugian dengan total sekitar US$4,5 miliar atau sekitar Rp65,3 triliun selama hampir enam tahun.
“Pembicaraan untuk menjual sebagian bisnis ke Vingroup Vietnam gagal karena perbedaan persyaratan,” kata sumber LG.
Saat ini perusahaan memutuskan untuk menghentikan produksi ponsel pintar. Selain itu, bakal menjual divisi smartphone yang merugi.
Sementara itu, dikutip dari The Verge, LG merugi US$187,2 juta, US$215,6 juta, dan US$134,5 juta berturut-turut selama tiga kuartal tahun lalu. Hal tersebut dipengaruhi juga akibat pandemi Covid-19.