Kerugian Indosat (ISAT) Gara-Gara Kabel Bawah Laut Putus

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 5 April 2021 | 19:48 WIB
Warga beraktivitas di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga beraktivitas di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah pengamat telekomunikasi menilai putusnya Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut (SKKL) Jakabare (Jakarta-Kalimantan-Batam-Singapura) akan menimbulkan kerugian bagi PT Indosat Tbk. (ISAT) baik bersifat materi maupun imateriel.

Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward mengatakan kerugian terbesar yang diterima Indosat akibat putusnya kabel bawah laut adalah kerugian imateriel. Citra Indosat akan tercoreng jika pemulihan kabel yang putus tidak berjalan cepat, karena membuat layanan melambat.

“Kerugian imateriel seperti citra perusahaan,” kata Ian kepada Bisnis.com, Senin (5/4/2021).

Tidak hanya itu, sambungnya, para pengguna – baik pelanggan Indosat atau pelanggan penyedia jasa internet yang menggunakan SKKL Jakabare - yang memiliki kebutuhan terhadap konten internasional juga berisiko terkena dampak akibat putusnya SKK milik Indosat. Sejumlah aktivitas seperti percakapan lewat video virtual dan lain sebagainya akan berjalan lebih lambat, bahkan putus-putus.

Ian mengatakan jika Indosat memiliki sistem jaringan cadangan, putusnya SKKL tidak akan berdampak signifikan. Pengalihan akan terjadi dengan cepat karena kedua jaringan aktif.

Permasalahan muncul jika ternyata sistem jaringan cadangan berada di kabel jaringan yang sama.

“Ini yang susah harus ada pengganti sementara yang dan paling cepat adalah menggunakan VSAT hanya saja bandwidth-nya terbatas,” kata Ian.

Sementara itu, Ketua Bidang Network dan Infrastruktur Indonesian Digital Empowerment Community (IDIEC) Ariyanto A. Setyawan mengatakan untuk mengalihkan lalu lintas data hanya membutuhkan waktu beberapa jam, dengan catatan kapasitas untuk pengalihannya ada. Jika tidak ada Indosat harus sewa ke operator lain yang membutukan waktu hingga beberapa hari, bahkan beberapa minggu.

“Kadang perlu menarik jalur optik baru beserta peralatan baru, dari operator back up ke Indosat,” kata Ariyanto.

Adapun dari sisi kerugian, kata Ariyanto, kerugian langsung yang diterima Indosat adalah beban biaya perbaikan mulai dari sewa kapal, sewa ahli, dan suku cadang material yang membutuhkan biaya besar. Sementara dari sisi pelanggan, kerugian berupa penurunan kualitas layanan dalam waktu yang lama jika Indosat tidak memiliki sistem jaringan cadangan yang baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper