Minat Sewa Operator di MRT Tergantung Kepuasaan Pengguna

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 18 Maret 2021 | 16:06 WIB
Penumpang berada di dalam MRT Jakarta, di Jakarta, Senin (6/4/2020). Pasca diterbitkannya Permenkes tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19, moda transportasi MRT, KRL, LRT, dan Transjakarta mulai dilakukan pembatasan armada dan jam operasional. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Penumpang berada di dalam MRT Jakarta, di Jakarta, Senin (6/4/2020). Pasca diterbitkannya Permenkes tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19, moda transportasi MRT, KRL, LRT, dan Transjakarta mulai dilakukan pembatasan armada dan jam operasional. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kepuasaan masyarakat menjadi penentu perihal sewa infrastruktur telekomunikasi pasif oleh operator seluler di sejumlah ruas jalur Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. Meski PT MRT Jakarta telah memberikan WiFi, tidak serta merta memberi kepuasan kepada masyarakat atas akses telekomunikasi yang diterima.

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura mengatakan hak untuk mendapatkan akses telekomunikasi merupakan kebutuhan dasar. Operator seluler harus memberikan layanan yang terbaik kepada pelanggan. Layanan WiFi yang diberikan oleh MRT, tidak bisa menyelesaikan kebutuhan dasar telekomunikasi masyarakat.

“Pelanggan operator kan juga ingin dapat dihubungi tidak hanya sekadar bisa internet. Hak dia sebagai pelanggan operator harus dipenuhi,” kata Tesar kepada Bisnis.com, Kamis (18/3/2021).

Tesar pun berpendapat minat operator untuk menyewa jaringan bergantung pada kenyaman pelanggan terhadap akses WiFi yang diterima. Jika pelanggan tidak mengeluh dengan jaringan WiFi yang diterima dan tidak terganggu tanpa adanya jaringan operator seluler di MRT, maka operator akan mempertimbangkan untuk memperpanjang sewa.

Jika ada pelanggan yang mengeluh – karena pelanggan berhak menerima panggilan lewat GSM – operator akan mempertahankan jaringan di MRT dan menyewa infrastruktur pasif milik mitra telekomunikasi MRT. Tesar mengatakan sulit bagi operator untuk tidak menggelar layanan, walaupun sudah tersedia WiFi di sana.

Operator diperkirakan masih akan menggelar layanan, kecuali bisnis model operator telah berubah. Operator hanya sebatas penyedia jasa internet bergerak, sedangkan urusan pembangunan jaringan menjadi tanggung jawab perusahaan lain.

“Kaya OTT jadinya operator jaringan bergerak virtual (MVNO). Operator tidak lagi menggelar infrastruktur dan itu lebih advance, tetapi saya tidak yakin Kemenkominnfo sudah ke arah sana,” kata Tesar.

Sebelumnya, MRT Jakarta memasang WiFi di 13 stasiun MRT. Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William P. Sabandar mengungkapkan pemasangan WiFi dberkaitan dengan putusnya hubungan kerja sama antara MRT Jakarta dengan PT XL Axiata Tbk. per 4 Maret 2021.

MRT berusaha agar pengguna tetap dapat terhubung dengan internet dan dapat melakukan aktivitas digital.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper