Bisnis.com, JAKARTA – Tokopedia optimis tetap menjadi pilihan masyarakat untuk melakukan jual beli secara daring meskipun dengan merambahnya raksasa teknologi ke bisnis social commerce.
Sekadar catatan, Twitter mulai menguji fitur belanja daring mereka. Adapun strategi ini telah lebih dulu diterapkan oleh Google, TikTok, serta Facebook berikut anak usahanya Instagram dan WhatsApp.
External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya mengatakan perusahaan selalu percaya kompetisi akan selalu melahirkan inovasi terbaik yang bisa mempermudah kehidupan masyarakat.
Dia mengatakan Tokopedia di sisi lain akan terus fokus membantu para pegiat usaha di Indonesia, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal mengadopsi platform digital demi mempertahankan bisnis dan berinovasi di tengah pandemi Covid-19.
“Caranya dengan berkolaborasi dengan para mitra strategis untuk menghadirkan berbagai inisiatif dan deretan kampanye, termasuk Bangga Buatan Indonesia, Tokopedia Nyam, Tokopedia Beauty Dealight, TokoMart dan masih banyak lainnya,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (11/3/2021).
Dia menyebutkan, sederet inisiatif tersebut telah mendorong peningkatan jumlah penjual di Tokopedia, di mana saat ini sudah ada lebih dari 10 juta penjual dengan hampir 100 persen pelakunya adalah UMKM.
“Bahkan, 94 persennya penjual berskala ultra mikro yang tergabung di Tokopedia. Artinya, ada peningkatan sebesar lebih dari 2,8 juta dari 7,2 juta penjual sejak sebelum pandemi Januari 2020 lalu,” ujarnya.
Ekhel mengatakan perusahaan berharap agar ke depan seluruh pihak lebih gencar berkolaborasi dalam membantu pegiat usaha di Indonesia, khususnya UMKM agar bangkit dan terus berkontribusi memulihkan ekonomi. Mengingat UMKM adalah penyumbang lebih dari 60 persen PDB.
Selain itu, dia mengatakan persusahaa akan terus mengedepankan lima hal guna mendorong perkembangan bisnis, sehingga bisa terus bersaing di tengah ketatnya persaingan pasar.
“Kami mengedepankan untuk memperkuat fondasi, fokus pada kebutuhan konsumen, memperluas pemanfaatan data, penggunaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan menjalankan kerangka kerja yang optimal secara finansial,” kata Ekhel.