Guru Jadi Pasar Baru Edutech, Amvesindo: Sesuaikan Metode Ajarnya

Akbar Evandio
Kamis, 25 Februari 2021 | 06:35 WIB
Seorang laboran membuat video pembelajaran praktikum di SMK-SMTI Yogyakarta, Umbulharjo, DI Yogyakarta, Senin (10/8/2020). Selama pandemi COVID-19, pengajar di sekolah tersebut membuat video pembelajaran praktikum agar siswa sekolah kejuruan tetap dapat mengerti prinsip dasar pelajaran praktik selama proses pembelajaran jarak jauh. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/
Seorang laboran membuat video pembelajaran praktikum di SMK-SMTI Yogyakarta, Umbulharjo, DI Yogyakarta, Senin (10/8/2020). Selama pandemi COVID-19, pengajar di sekolah tersebut membuat video pembelajaran praktikum agar siswa sekolah kejuruan tetap dapat mengerti prinsip dasar pelajaran praktik selama proses pembelajaran jarak jauh. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Peningkatan keterampilan guru memang menjadi ceruk besar untuk startup edutech. Tetapi, para pemain dinilai harus memiliki metode yang tepat untuk melakukannya.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan pandemi telah membuat hampir seluruh rantai nilai pendidikan menjalani proses transformasi digital dan secara penuh menerapkan pembelajaran daring learning.

Menurutnya, hal ini bisa menjadi momentum bagi penyedia platform membantu agenda pemerintah menyetarakan akses pendidikan bahkan dengan keterbatasan jumlah guru dan cakupan subjek konten pendidikan.

Berdasarkan data statistik dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) total guru di Indonesia untuk tahun ajaran 2019/2020 mencapai 2.698.103 orang. Sebaliknya, jumlah siswa mencapai 45.534.371 orang.

“Materi konten pendidikan untuk guru cocok dibuat dalam format audio, video, interaktif, atau konferensi video secara live maupun interaktif,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (24/2/2021).

Selain itu, dia mengatakan materi dan program yang diberikan juga tergantung dari kesediaan konten dan kecocokan dengan pengembangan daerah.

“Materi dasar biasanya sudah banyak disediakan sebagai bagian dari kurikulum, sedangkan materi yang sifatnya dapat disesuaikan bisa dibuat tergantung kebutuhan dan kepentingan daerah masing-masing,” katanya.

Sekadar catatan, Samsung Electronics Indonesia melalui program Samsung Innovation Campus (SIC) melihat saat ini jumlah guru terampil, khususnya di bidang digital di Indonesia hanya mencapai 35 persen.

Adapun berdasarkan riset Amazon Web Services, Inc. (AWS) dan firma konsultan bidang strategi dan ekonomi, AlphaBeta mencatatkan hanya 19 persen dari seluruh angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai keahlian di bidang digital. Padahal, dibutuhkan 110 juta talenta digital baru untuk mendukung ekonomi pada 2025.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper