Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis ramah lingkungan dari ekonomi hijau dinilai menjadi ceruk bisnis yang perlu digali para pemain startup. Hal ini dikarenakan sumber daya alam Tanah Air menjadi peluang besar yang bisa dimanfaatkan.
Founder dan Chairman Jala Tech Aryo Wiryawan mengatakan ekonomi hijau tidak hanya berkaitan dengan startup yang memang murni bergerak di sektor industri hijau seperti energi terbarukan atau konversi limbah tetapi juga startup yang bergerak di bidang lain yang banyak mengeluarkan emisi seperti transportasi.
“Peluangnya luar biasa besar, seperti untuk startup bidang Agritech [teknologi agrikultur] yang bisa menurunkan emisi karbon di bidang produksi makanan,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (23/2/2021).
Lebih lanjut, dia menjelaskan saat ini mungkin di Indonesia dan Asia Tenggara masih belum banyak adopsi teknologi ramah lingkungan dikarenakan masyarakat masih belum menyadari bahwa dampak lingkungan ini menjadi problem nyata untuk mereka.
Selain itu, dia melanjutkan sektor lain yang menarik untuk digali adalah Energi. Menurutnya, bidang ini tidak hanya bicara tentang solar panel dan baterai saja. Namun, di Indonesia lebih menarik untuk memanfaatkan potensi konversi limbah biomassa menjadi energi.
“Indonesia sebagai negara produsen pangan, banyak sekali menghasilkan limbah biomassa, seperti tandan kosong sawit, sekam padi, bagasse tebu, dan lainnya. Semuanya menarik untuk dikonversi menjadi energi terbarukan,” ujarnya.
Sementara itu, setelah fokus mengurangi jumlah plastik, Gojek melalui fitur Gogreener 2.0 kini ambil andil dalam program penyeimbang jumlah karbon. Gojek telah menjalani dan mengembangkan banyak program termasuk program penanaman 1.500 pohon mangrove di tiga wilayah yaitu Jakarta, Demak, dan Bontang.
Head of Sustainability Gojek, Tanah Sulivan mengatakan saat ini Gojek memiliki tiga fokus utama. Pertama terkait jumlah karbon yang diserap. Kedua, Gojek juga melakukan penambahan dua wilayah untuk program Gogreener 2.0 yaitu Semarang dan Surabaya. Ketiga, adanya fitur ini dibuat untuk memantau penambahan jumlah pohon yang akan ditanam di wilayah yang telah ditetapkan.
"Fitur ini jadi komitmen gojek yang memberikan dampak positif dan value jangka panjang untuk masyarakat. Hal ini juga dapat menjadi sesuatu yang bisa dilakukan terhadap perubahan lingkungan dalam level individu," katanya.