Bisnis.com, JAKARTA – PT XL Axiata Tbk. (EXCL) menjelaskan permasalahan spektrum frekuensi menjadi kendala utama dalam menghadirkan 5G. Hal tersebut yang membuat perseroan yakin 5G baru tiba di Tanah Air secara komersial pada 3–5 tahun ke depan.
Group Head Corporate Communications XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan salah satu ekosistem terpenting dalam penerapan 5G adalah ketersediaan spektrum dengan lebar pita yang cukup untuk memberikan pengalaman 5G yang sesungguhnya.
Kebutuhan spektrum, menurutnya, baru benar-benar terpenuhi setelah pemerintah melakukan lelang spektrum untuk pita frekuensi tengah (mid band frequency) seperti 3.5GHz. Ayu memperkirakan lelang spektrum 3,5GHz akan dilaksanakan pada 2023.
“Dengan ketersediaan lebar pita mencapai 200MHz, tentunya spektrum ini dapat benar-benar menghadirkan pengalaman 5G yang sesungguhnya di Indonesia,” kata Ayu kepada Bisnis.com, Rabu (17/2/2021).
Adapun, spektrum frekuensi 3,5 GHz merupakan salah satu kandidat frekuensi untuk 5G. Dalam dokumen yang diterima Bisnis, pada 2023 - atau lebih cepat lagi - rencananya pemerintah akan menyiapkan 3,3 GHz dan 3,5 GHz untuk 5G.
Ada dua opsi. Pertama dilisensikan pada 2021 atau 2022, berdasarkan penyelesaian penilaian pada pita 3,5 GHz. Kedua, berlisensi nasional pada 2023 setelah migrasi layanan BWA di pita 3,3 GHz.
Adapu pita frekuensi tengah lainnya, yaitu 2,6 GHz, rencananya akan disiapkan untuk 5G pada 2025. Ada dua opsi. Pertama, menunggu lisensi satelit penyiaran habis waktunya pada 2025. Kedua, sebelum 2024 dengan merelokasikan satelit penyiaran.
Namun opsi 2,6 GHz ini juga masih belum pasti karena kabarnya MNC tertarik untuk mengembangkan 5G. MNC telah melakukan penjajakan dengan Kemenkominfo.
Ayu menambahkan selain itu, keberadaan spektrum, 5G juga membutuhkan ketersediaan infrastruktur dan waktu untuk mengimplementasikan spektrum 5G di jaringannya.
“Ekosistem lain yang tidak kalah penting tentunya, ketersediaan regulasi serta perangkat pengguna. Perangkat pengguna yg terjangkau oleh masyarakat tentunya akan memungkinkan penetrasi 5G di Indonesia,” ujarnya.