Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat telekomunikasi menilai rencana PT MNC Investama Tbk. atau MNC Group untuk masuk ke industri telekomunikasi dengan mengembangkan teknologi 5G merupakan hal yang wajar.
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan teknologi 5G memiliki daya tarik yang besar. Generasi kelima merupakan teknologi masa depan yang berpotensi menghasilkan pendapatan yang besar bagi operator telekomunikasi.
Teknologi ini dapat terhubung dengan jutaan perangkat benda yang digerakkan dengan internet (internet of things/ IoT) dan memiliki kecepatan internet yang sangat besar hingga di atas 10 Gbps.
“Tertarik boleh saja, siapa juga yang saat ini tidak tertarik untuk menyelenggarakan layanan 5G,” kata Heru kepada Bisnis.com, Senin (25/1/2021).
Meski demikian, kata Heru, untuk mengembangkan layanan 5G, MNC Group perlu mengeluarkan ongkos besar mengingat 5G merupakan teknologi baru yang perangkatnya masih cukup langka. MNC Group juga harus membangun infrastruktur telekomunikasi dari awal yang membutuhkan waktu cukup lama.
Heru pun menyarankan agar penggelaran 5G dapat terjadi lebih cepat, sebaiknya lisensi 2,6 GHz tersebut diberikan kepada operator seluler yang telah menyelenggarakan layanan seluler.
“Akan lama dan mahal karena akan butuh banyak base transceiver station [BTS]” kata Heru.
Sebelumnya, MNC Group menyatakan minat untuk mengembangkan layanan internet cepat 5G di pita 2,6 GHz. Direktur Corporate Secretary MNC Group Syafril Nasution mengakui perseroan sempat mengutarakan minat untuk menggelar 5G kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
MNC Group menjajaki pergelaran 5G di pita frekuensi 2,6 GHz yang saat ini sedang digunakan oleh anak usaha mereka PT MNC Sky Vision Tbk. untuk aktivitas penyiaran.