Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan yang bergerak di bidang teknologi penunjang internet, Cisco mencatatkan budaya kerja dari rumah tidak akan dengan mudah hilang pasca pandemi Covid-19.
Berdasarkan risetnya yang berjudul Future of Secure Remote Work menyebutkan lebih dari dua pertiga atau 62 persen perusahaan di dunia melakukan kebijakan bekerja dari rumah (WFH) sejak awal pandemi pada Maret 2020 lalu.
“Angka ini meningkat drastis dari masa sebelum pandemi yang hanya berkisar di 19 persen,” tulis laporan tersebut yang dikutip, Selasa (19/1/2021).
Namun, dari laporan tersebut melanjutkan yang memprihatinkan adalah hanya kurang dari setengah responden yang mengaku telah memiliki infrastruktur keamanan siber yang memadai. Adapun, 53 persen merasa cukup siap dan 6 persen mengatakan bahwa infrastruktur keamanan siber mereka belum siap mengadopsi budaya kerja WFH.
Alhasil, tidak heran jika hal ini sejalan dengan meningkatnya ancaman siber yang terjadi di masa pandemi, di mana 61 persen perusahaan di dunia mengaku mengalami lonjakan ancaman siber sebesar 25 persen atau lebih sejak awal masa pandemi.
Selain itu, masih dalam laporan yang sama tidak sedikit karyawan yang terpaksa mengakses data perusahan menggunakan perlengkapan dan perangkat pribadi. Hal ini menjadi titik buta bagi tim keamanan siber perusahaan karena perlengkapan dan perangkat pribadi lebih sulit untuk dimonitor.
Baca Juga Asteroid Seukuran Paus Biru Dekati Bumi |
---|
Adapun, 62 persen perusahaan dunia merasakan hal ini dan tuntutan tersebut menjadi tekanan yang sangat tinggi bagi praktisi IT. Hasilnya, banyak praktisi IT yang harus rela bekerja lebih lama atau lembur untuk memastikan itu semua.
Sementara itu, 85 persen pemegang keputusan IT mengatakan bahwa keamanan siber kini menjadi hal urgensi bagi perusahaan dan dua pertiga darinya mengatakan bahwa hal ini mengakibatkan perusahaan mau tidak mau harus meningkatkan anggaran mereka untuk memperkuat infrastruktur keamanan siber mereka.