Gojek dan Tokopedia Merger. Apa sih yang Diincar?

Akbar Evandio
Selasa, 5 Januari 2021 | 11:18 WIB
Warga mengorder ojek online di Jakarta./Bisnis-Abdurahman
Warga mengorder ojek online di Jakarta./Bisnis-Abdurahman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Super-app, Gojek dikabarkan tengah mengkaji merger dengan platform dagang elektronik (e-commerce), Tokopedia setelah proses yang sama dengan Grab menemui jalan buntu.

Aksi korporasi ini sebenarnya sudah dibicarakan sejak 2018, tetapi belum ada pembahasan lebih lanjut. 

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan bahwa merger antara ride-hailing dan e-commerce akan saling mengisi dan memberikan nilai yang tidak saling tindih (overlap) sehingga keduanya dapat membuat layanan lebih terintegrasi dan kedua pihak semakin diuntungkan.

“[Dari merger ini] Gojek bisa mendapatkan perlakuan khusus dari Tokopedia sehingga jumlah transaksi berpotensi makin tinggi. Sedangkan, layanan Tokopedia juga bisa terintegrasi ke dalam ekosistem Gojek,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (5/1/2021).

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa efek dari merger ini akan menumbuhkan potensi inovasi dari layanan Tokopedia khususnya dalam hal layanan pengiriman, khususnya secara langsung maupun program lainnya yang sudah ada di aplikasi Gojek.

Edward pun melanjutkan bahwa merger selain untuk mengintegrasikan nilai juga memungkinkan penambahan nilai dari sisi kepentingan investor. Menurutnya, hal ini juga mendukung untuk kebutuhan kedua perusahaan tersebut untuk segera go-public.

“Istilahnya makin besar valuasi suatu perusahaan maka rentang target tipe investor akan makin lebar sehingga investor besar pun bisa ikut berpartisipasi, dan bisa membantu keperluan untuk go public,” katanya.

Dikutip melalui Bloomberg, Gojek dan Tokopedia kabarnya telah menandatangani lembar persyaratan terperinci untuk uji tuntas bisnis masing-masing. Kedua belah pihak melihat potensi sinergi dan ingin menutup kesepakatan secepat mungkin dalam beberapa bulan mendatang.

Perusahaan gabungan ini juga akan berencana go public di pasar modal Amerika Serikat (AS) dan Indonesia. Adapun, prediksi valuasi dari hasil merger Gojek dan Tokopedia disebut akan lebih dari US$18 miliar atau Rp250 triliun.

Saat ini Google memegang 1,6 persen saham Tokopedia sementara Anderson Investments (afiliasi Temasek) memiliki 3,3 persen saham. Adapun saham Tokopedia yang dipegang Google bernilai Rp16,7 miliar, sedangkan saham yang dimiliki Anderson bernilai Rp33,4 miliar.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper