Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan multinasional, Akamai dalam laporan terbarunya menemukan pandemi memperketat persaingan antara platform permintaan video sesuai permintaan (SVoD).
Regional Sales Director South Asia di Akamai, Matthew Lynn mengatakan sekitar 70 persen responden menyebut monetisasi sebagai prioritas bisnis utama saat mereka berinvestasi pada infrastruktur untuk menciptakan dan mendistribusikan konten kepada konsumen lokal.
“Di Indonesia, industri OTT yang sedang berkembang sangatlah kompetitif. Untuk memonetisasi bisnis mereka, banyak perusahaan media perlu meningkatkan skala layanan dan memperluas penawaran mereka untuk memenuhi beragam permintaan pelanggan,” ujarnya lewat rilisnya, Sabtu (19/12/2020).
Lebih lanjut, dia menjelaskan dengan persaingan untuk memonetisasi dan mendapatkan perhatian pelanggan, 70 persen dari responden memprediksi gerakan menuju model langganan video-on-demand (video berdasarkan permintaan) sebagai opsi monetisasi yang lebih berkelanjutan.
Walau demikian, dia menemukan beberapa responden memilih pendekatan hibrida –menawarkan konten gratis dengan kualitas video atau pengalaman pengguna terbatas– untuk membuat layanan mereka lebih mudah diakses dan memonetisasi dengan iklan saat pelanggan masih membiasakan diri dengan gagasan membayar untuk langganan konten.
Namun, dia mengatakan bahwa pemain SVoD juga tengah dihadapkan tantangan lain, yakni serangan siber.
“Keamanan siber tetap menjadi masalah universal di seluruh industri. Khususnya, serangan siber yang mengarah pada peretasan, pencurian identitas, atau pelanggaran data sebagai kekhawatiran utama,” ujarnya.
Dia menyebutkan pada tahun ini, situs website video mengalami peningkatan sebesar 208 persen, layanan video mengalami peningkatan sebesar 63 persen. Penyedia siaran televisi mengalami peningkatan sebesar 630 persen, seiring ledakan media on-demand dalam ruang siaran.