Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa hari terakhir, muncul kabar jika di Indonesia terjadi gelombang panas yang mengakibatkan suhu terasa lebih panas dari biasanya.
Suhu panas ini, dirasakan hampir seluruh wilayah Indonesia. Namun, BMKG sudah membantah jika di Indonesia terjadi fenomena gelombang panas.
"Gelombang panas dalam ilmu klimatologi didefinisikan sebagai periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa yang biasanya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO) disertai oleh kelembapan udara yang tinggi," ujar BMKG dalam penjelasannya, dikutip Sabtu (14/11/2020).
Ditambahkan BMKG bahwa untuk dianggap sebagai gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik, misalnya 5 derajat Celcius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum. Kondisi tersebut setidaknya berlangsung dalam lima hari berturut-turut.
Lantas apa sebenarnya gelombang panas itu?
Dikutip dari Britannica.org, gelombang panas, merupakan periode suhu permukaan tinggi yang tidak normal yang berkepanjangan dibandingkan dengan yang biasanya terjadi.
Gelombang panas dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu dan merupakan penyebab signifikan kematian terkait cuaca, yang mempengaruhi negara maju dan berkembang.
Secara global, peningkatan frekuensi dan intensitas gelombang panas yang diamati sejak 1950-an dikaitkan dengan perubahan iklim. Fenomena cuaca seperti itu dapat dicirikan oleh kelembaban rendah, yang dapat memperburuk kekeringan, atau kelembaban tinggi, yang dapat memperburuk efek kesehatan dari stres yang berhubungan dengan panas, yang meliputi kelelahan panas, dehidrasi, dan sengatan panas.
Tidak ada definisi formal dan standar dari gelombang panas. Organisasi Meteorologi Dunia mendefinisikannya sebagai lima atau lebih hari berturut-turut di mana suhu maksimum harian melampaui suhu maksimum rata-rata sebesar 5 ° C (9 ° F) atau lebih.
Beberapa negara telah mengadopsi standar mereka sendiri. Misalnya, Departemen Meteorologi India mensyaratkan bahwa suhu meningkat 5–6 ° C (9–10,8 ° F) atau lebih di atas suhu normal, sedangkan Dinas Cuaca Nasional AS mendefinisikan gelombang panas sebagai mantra "panas yang tidak normal dan tidak nyaman dan cuaca lembab yang tidak biasa ”yang berlangsung selama dua hari atau lebih.
Massa udara yang sangat panas dan lembab di daerah berpenduduk dapat menyebabkan banyak kematian, terutama di garis lintang tengah, di mana banyak orang termasuk yang sangat muda, sangat tua, dan mereka yang memiliki masalah kesehatan mungkin lebih rentan terhadap tekanan panas.
Berikut peristiwa gelombang panas yang pernah terjadi di dunia
1. Peristiwa gelombang panas yang pernah terjadi salah satunya di Rusia tahun 2010 yang mencakup 1.036.000 km persegi [400.000 mil persegi] dan menewaskan 55.000 orang
2. Gelombang panas Eropa tahun 2003 di mana lebih dari 30.000 orang meninggal.
3. Gelombang panas AS dan kekeringan 1988 yang menewaskan lebih dari 4.000 orang
4. Gelombang panas India tahun 2015 yang menewaskan lebih dari 2.500 orang.