Bisnis.com, JAKARTA – Boston Consulting Group (BCG), perusahaan konsultan manajemen global, mengungkapkan isu keamanan dan data privasi menjadi penghalang utama yang menyebabkan perusahaan-perusahaan ragu untuk menggunakan komputasi awan (cloud computing).
Dari sisi internal, perusahaan-perusahaaan juga kesulitan dalam menemukan yang terampil dalam menggunakan komputasi awan. Alhasil, mereka kesulitan dalam mengadopsi komputasi awan.
Berdasarkan hasil survei Boston Consulting Group (BCG) bekerja sama dengan Amazon Web Services (AWS) terhadap 27 direktur perusahaan di berbagai bidang, diketahui bahwa isu keamanan dan data privasi menjadi penghalang utama (73 persen) perusahaan-perusahaan enggan beralih ke komputasi awan.
Adapun isu lainnya seperti regulasi, keterbatasan anggaran untuk IT, permasalahan teknis yang kompleks, vendor dan lain sebagainya menempati urutan permasalahan selanjutnya.
“Banyak perusahaan di berbagai negara juga, yang sangat konsentrasi di permasalahan keamanan dan privasi data sebelum menggunakan komputasi awan, sehingga ini menjadi penghalang utama,” kata ASEAN Platinion Managing Director APAC Cyber & Engineering Lead Boston Consulting Group Alain Schneuwly dalam konferensi virtual, Kamis (12/11/2020).
Sementara itu dalam mengimplementasikan komputasi awan di perusahaan itu, BCG mengungkapkan – berdasarkan hasil survei – kesenjangan keterampilan menjadi masalah utamanya (65 persen).
Di luar kesenjangan keterampilan, perusahaan atau organisasi juga dihadapkan dengan permasalahan internal lainnya seperti kesulitan memahami model operasi komputasi awan, adopsi bisnis yang rendah, hingga perasaan tidak mendapat manfaat apa-apa.
Oleh sebab itu, BCG menyarankan 6 strategi untuk mendorong adopsi komputasi awan di Indonesia. Pertama, meyelaraskan adopsi komputasi awan dengan visi perusahaan. Kedua, menentukan jalur paling efisiens dan efektif dalam bermigrasi. Ketiga, menanamkan dalam benak pentingnya adopsi komputasi awan.
Keempat, membangun talenta digital secara internal maupun eksternal. Kelima, menjamin keamanan siber di dalam komputasi awan. Terakhir, membangun arsitektur masa depan yang andal.