Bisnis.com, JAKARTA – China telah mengirimkan satelit Gaofen-13 ke orbit, untuk misi luar angkasa dengan tujuan pertahanan dan penelitian luar angkasa.
Peluncuran satelit ini menjadi awal mula bagi banyak peluncuran satelit lainnya dalam waktu beberapa bulan ke depan.
Gaofen-13 diluncurkan pada Senin (12 Oktober) pagi dengan roket Long March-3B (CZ-3B) dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang di provinsi Sichuan, di barat daya negara itu.
Ini adalah satelit penginderaan jarak jauh dengan orbit tinggi, yang merupakan salah satu seri Gaofen, yang akan mengambil gambar optik definisi tinggi dari Bumi.
Apa itu satelit Gaofen?
"Gaofen" adalah singkatan bahasa Mandarin dari "resolusi tinggi", yang mengacu pada program Satelit Pengamatan Bumi Resolusi Tinggi.
China memulai proyek ini pada tahun 2010 dan telah meluncurkan lebih dari 20 satelit, dimana lebih dari setengahnya diluncurkan dalam dua tahun terakhir.
Satelit-satelit ini mengamati dan mengambil foto Bumi, termasuk beberapa gambar sinar infra merah, yang dapat digunakan untuk banyak tujuan di sektor sipil, termasuk memantau polusi dan lingkungan, memperkirakan hasil pertanian, meramalkan cuaca dan bencana, dan mendeteksi mineral.
Apakah satelit China memiliki kegunaan militer?
Ada juga guna aplikasi bagi militer dari satelit ini. Bulan lalu, China merilis video yang diambil oleh satelit Jilin-1 Gaofen-3, yang terus melacak rute penerbangan sebuah jet tempur, yang dianggap sebagai F-22, sebuah pesawat tempur siluman paling canggih milik Amerika.
Jet siluman dirancang untuk menghindari deteksi radar, tetapi terlihat oleh pengamatan optik. Jika dilengkapi dengan kamera beresolusi lebih tinggi dan kemampuan identifikasi dan pelacakan canggih berkat kecerdasan buatan, satelit ini dapat berfungsi sebagai dukungan penting untuk radar pertahanan udara.
Apa rencana luar angkasa China selanjutnya?
Pada akhir Maret, situs peluncuran satelit China akan memiliki misi hampir setiap minggu, dengan jarak terpendek hanya lima hari, menurut Zhang Xueyu, yang menjabat sebagai direktur pusat peluncuran Xichang.
"Frekuensi ini belum pernah terjadi sebelumnya dan operasinya akan terus menerus meningkat, mendekati batas kapasitas kami," ujar Zhang kepada surat kabar pemerintah Science and Technology Daily.
Peluncuran yang paling menonjol adalah misi eksplorasi bulan Chang'e-5, yang dijadwalkan pada akhir November. Ia diharapkan mendarat di bulan dan kemudian kembali ke Bumi dengan setidaknya 2kg sampel batuan bulan.
China memiliki rencana luar angkasa yang ambisius dan telah melakukan sejumlah misi penting. Tahun ini saja, ia telah mengirim wahana Mars independen pertamanya, Tianwen-1, dalam perjalanan ke planet merah, menyelesaikan konstelasi 30-satelit untuk sistem navigasi BeiDou - saingannya bagi Sistem Pemosisian Global (GPS) Amerika Serikat. - dan menguji jenis baru pesawat ruang angkasa berawak dan roket angkat berat barunya, Long March-5B. Tahun depan, modul inti dari stasiun luar angkasa permanen China juga ada dalam agenda.
Mengapa China meningkatkan program luar angkasa?
China menganggap ruang angkasa sangat penting bagi keamanan nasional dan perkembangan teknologi.
Sementara itu, Washington melarang mereka mengambil bagian dalam program luar angkasa yang dipimpin AS. Ini memaksa Beijing untuk mandiri, seperti dengan membangun stasiun luar angkasa sendiri, dan mengembangkan BeiDou.
Sementara hubungan dengan AS telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir dan telah digambarkan oleh beberapa orang sebagai era perang dingin baru, dengan persaingan di luar angkasa yang semakin meningkat, termasuk dalam upaya untuk melaksanakan misi berawak berikutnya ke bulan.
Pembentukan US Space Force pada bulan Desember lalu adalah sebuah peristiwa simbolis. China, juga, meningkatkan program luar angkasanya, dan musim panas ini membawa perlombaan langsung ke Mars, dengan Tianwen-1 China dan NASA Perseverance diluncurkan dengan beda jarak satu minggu.