Gawat! Data IMEI Hampir Penuh, HP Baru Terancam Tak Dapat Sinyal

Akbar Evandio
Jumat, 2 Oktober 2020 | 15:58 WIB
Sejumlah remaja menggunakan ponsel saat berkomunikasi di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/4/2020). Pemerintah beserta operator seluler sepakat akan tetap memberlakukan aturan blokir Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI) mulai 18 April 2020 dalam upaya memberantas ponsel atau HP ilegal yang banyak beredar di pasaran./ANTARA FOTO-Septianda Perdana
Sejumlah remaja menggunakan ponsel saat berkomunikasi di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/4/2020). Pemerintah beserta operator seluler sepakat akan tetap memberlakukan aturan blokir Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI) mulai 18 April 2020 dalam upaya memberantas ponsel atau HP ilegal yang banyak beredar di pasaran./ANTARA FOTO-Septianda Perdana
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (Atsi) mengakui proses pemasukan data nomor IMEI di mesin Central Equipment Identity Register (CEIR) tengah mengalami kendala.

Sekretaris Jenderal Atsi, Marwan O. Baasir mengatakan kapasitas mesin CEIR sudah mencapai angka 95 persen, yaitu dari total yang bisa ditampung sebanyak 1,2 miliar nomor IMEI telah terisi hingga 1,1 miliar nomor IMEI.

“Kalau terisi penuh bisa drop. Secara teknis ada syarat kinerja operasi [dari CEIR], jika server terisi 100 persen akan ada degradasi kualitas dan kecepatan servernya bisa menurun, sehingga kami harus mengantisipasi untuk menghindari server penuh,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (2/10/2020).

Sekadar catatan, mesin CEIR akan menjadi acuan bagi para operator seluler untuk memverifikasi data dari mesin Equipment Identity Registration (EIR) yang selanjutnya dilakukan pemblokiran terhadap ponsel ilegal atau black market (BM). Adapun ponsel yang nomor IMEI-nya tidak terdaftar dalam mesin tersebut, secara otomatis tidak akan bisa terhubung dengan jaringan seluler di Indonesia.

“Sudah menampung 95 persen, sebenarnya [CEIR] juga masih oke, tetapi perlu kami perlu hati-hati sehingga kami pilih untuk menahan [input data] terlebih dahulu, agar kami bisa membersihkan data yang tidak dibutuhkan di database untuk melonggarkan beban dari kapasitas yang ada saat ini,” katanya.

Lebih lanjut, Marwan menjelaskan bahwa Atsi saat ini tengah berfokus untuk melakukan dua hal, pembersihan IMEI yang ada pada database CEIR dan melakukan serah terima CEIR pada tiga minggu ke depan.

“Kami mau serah terima ke pemerintah [Kementerian Perindustrian] dalam 3 minggu lagi. [CEIR] ini bukan masalah besar, kami sedang mencari solusi kami sedang membersihkan data yang tidak dibutuhkan di database kami, supaya kapasitasnya bisa naik,” ujarnya.

Marwan juga mengatakan bahwa asosiasi tengah meminta dari Kemenperin agar memberikan data realisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 108/2012 tentang Pendaftaran Produk Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld), dan Komputer Tablet.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper