Bisnis.com, JAKARTA – PT Jembatan Akar Teknologi (Ula), perusahaan rintisan yang berfokus pada pengembangan UMKM, memperkirakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta akan membuat bisnis perseroan melesat, seiring dengan meningkatnya kesadaran UMKM dalam memanfaatkan platform digital dalam berbisnis.
Co-Founder Ula, Derry Sakti mengatakan selama penetapan PSBB jilid I, Ula mencatat pertumbuhan volume permintaan dari UMKM dan warung kelontong, seiring dengan solusi yang ditawarkan Ula kepada para pelaku UMKM dan warung kelontong.
“Menggunakan Ula adalah solusi yang aman dan optimal secara finansial,” kata Sakti kepada Bisnis.com, Selasa (15/9/2020).
Ula merupakan perusahaan dagang el yang berfokus pada segmen B2B multi-kategori, yang menggabungkan teknologi, kemampuan, dan peralatan ritel modern dengan struktur biaya yang rendah dari UMKM, sehingga UMKM memperoleh pilihan produk dan harga yang lebih terjangkau, serta modal usaha untuk meningkatkan pendapatan
Sakti tidak menyebutkan jumlah peningkatan volume yang terjadi selama PSBB jilid I. Dia berharap kondisi tersebut akan kembali terulang pada PSBB Jakarta jilid II ini.
Sakti menambahkan dalam menyambut PSBB jilid II, perseroan tidak akan mengubah strategi apapun. Bagi Ula kesehatan dan keselamatan pelanggan Ula – yang sebagian besar merupakan toko kelontong -- adalah nomor satu.
Ula mendorong para pelanggannya untuk memesan segala sesuatu dari aplikasi Ula sehingga mereka tidak perlu lagi menunggu staf penjualan mengunjungi mereka atau pergi ke pasar yang ramai untuk membeli dari toko grosir.
Dengan cara tersebut, para pelanggan tidak perlu melakukan kontak fisik dan bertemu dengan banyak orang sehingga aspek kesehatan tetap terjaga.
“Mereka dapat memesan sesering yang mereka butuhkan dan kami mengirimkannya kepada mereka. Ini adalah opsi yang lebih aman dan mengurangi kontak manusia sehingga menjaganya tetap aman,” kata Sakti.