Survei: Mayoritas Pengguna Internet di Asia Tenggara Aman dari Kejahatan Siber

Akbar Evandio
Selasa, 18 Agustus 2020 | 13:45 WIB
Ilustrasi pengguna Internet di Hefei, Anhui, China/Reuters
Ilustrasi pengguna Internet di Hefei, Anhui, China/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Survei perusahaan keamanan siber global, Kaspersky mengungkap terdapat perubahan perilaku dan pandangan para pengguna secara daring selama masa pandemi Covid-19 di wilayah negara di Asia Tenggara (SEA).

Laporan Kaspersky berjudul More connected than ever before: how we build our digital comfort zones menemukan bahwa mayoritas atau 82 persen responden dari wilayah tersebut menganggap bahwa gaya hidup digital mereka aman dalam hal terkait privasi data.

Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky menyebutkan riset yang dilakukan pada Mei 2020 lalu ini juga memberikan temuan menarik lainnya.

“Responden survei juga mengaku diretas secara daring. Pengguna mengakui bahwa akun media sosial 21 persen, akun email 20 persen, perangkat seluler 13 persen, jaringan Wi-Fi 12 persen, dan akun perbankan mereka 12 persen telah mengalami peretasan,” ujarnya lewat rilisnya, Selasa, (18/8)

Lebih lanjut, ujarnya, terdapat 2 persen lainnya yang bahkan mengonfirmasi bahwa akunnya telah disusupi lebih dari tiga atau empat kali.

Sementara itu, 24 persen yakin bahwa datanya tidak pernah bocor. Hampir 2-dari-10 responden juga mengaku tidak yakin apakah akun mereka pernah dibobol karena responden tidak tahu cara memeriksanya 18 persen, sementara 14 persen lainnya mengungkapkan bahwa mereka tidak pernah memeriksa sama sekali.

Dia mengungkapkan bahwa ketika ditanya mengenai apa yang dilakukan setelah akun mereka mengalami kebocoran, lebih dari setengah pengguna atau 57 persen di Asia Tenggara mengubah kata sandi pada semua perangkat nirkabel dan akun digital.

Sedangkan, ungkapnya, 54 persen lainnya memperbarui kode keamanan mereka hanya ke perangkat nirkabel dan akun digital yang terpengaruh.

“Hanya sebanyak 23 persen dari responden yang mengalami peretasan memasang perangkat lunak keamanan untuk melindungi akun mereka, sementara 14 persen membawa perangkat yang diretas ke pakar TI,” ujarnya.

Namun, dia menemukan bahwa ada sebagian kecil atau 4 persen yang memilih untuk tidak melakukan apa-apa. 

“Sangat nyaman untuk menjalani sebagian besar hidup kita secara daring dengan aman, terutama di saat ketika kita perlu membatasi aktivitas fisik untuk menjaga diri dan keluarga aman dari efek pandemi ini. Namun, kenyamanan di dunia maya bukan berarti menurunkan kewaspadaan,” tambahnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper