Bisnis.com, JAKARTA -- Menurunkan target jumlah perusahaan rintisan (startup) yang akan dikembangkan menjadi langkah yang paling realistis tahun ini.
Deputi Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Hari Santosa Sungkari mengatakan selain anggaran kementerian dipangkas untuk penanganan pandemi virus corona, waktu yang tersisa untuk melakukan pengembangan juga tidak banyak.
"Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran [DIPA] baru turun Juni [2020]. Jadi, sisa waktu untuk membangun startup tinggal 6 bulan, sedangkan sumber daya manusia pemerintah banyak terserap untuk menangani Covid-19 sehingga menurunkan target adalah hal yang paling realistis tahun ini," ujar Hari kepada Bisnis, Kamis (9/7/2020).
Terkait dengan hal tersebut, Kemenparekraf menurunkan target jumlah startup yang akan dikembangkan pada 2020 dari 65 menjadi 35.
Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan 3.500 startup dapat dikembangkan oleh pemerintah pada 2024 dengan target tahunan sebanyak 700 startup terhitung sejak 2020.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, anggaran Kemenparekraf dipangkas menjadi Rp3,32 triliun berdasarkan Perpres 72/2020 dari sebelumnya Rp5,36 triliun.
Seperti diketahui, pemangkasan anggaran juga dilakukan terhadap Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) yang juga melakukan pengembangan startup dari RP42,1 triliun menjadi Rp1,87 triliun.