Lubang Hitam Terbesar Sejagad Raya Ini Berukuran 34 Miliar Kali Matahari

Lukas Hendra TM
Rabu, 1 Juli 2020 | 09:38 WIB
Ilustrasi lubang hitam/Australian National University
Ilustrasi lubang hitam/Australian National University
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Peneliti kini memahami bahwa lubang hitam (black hole) yang ditemukan pada 2018 menjadi yang terbesar dan memiliki tingkat pertumbuhan paling cepat.

Sebuah studi yang dipimpin oleh Australian National University (ANU) dan diterbitkan pada jurnal Monthly Notice of the Royal Astronomical Society, mengungkapkan lubang hitam tersebut memiliki massa 34 miliar kali massa matahari.

"Massa lubang hitam juga sekitar 8.000 kali lebih besar dari lubang hitam di pusat Bima Sakti," kata Christopher Onken, peneliti astronomi di Australian National University, seperti dikutip dari laman universitas tersebut, Rabu (1/7/2020)

Dia menambahkan jika lubang hitam yang berada di galaksi Bima Sakti ingin bertumbuh seperti lubang hitam raksasa itu, maka lubang hitam di galaksi Bima Sakti harus menelan dua pertiga dari semua bintang yang ada di galaksi tersebut.

Lubang hitam raksasa ini dikenal sebagai J2157 dan ditemukan oleh tim peneliti yang sama pada tahun 2018. Peneliti melihat lubang hitam tersebut pada saat alam semesta itu berusia 1,2 miliar tahun atau kurang dari 10 persen dari usia saat ini.

"Ini lubang hitam terbesar yang diukur pada periode awal Semesta ini," katanya.

Bagaimana lubang hitam tumbuh begitu besar pada awal masa hidup Semesta masih merupakan misteri, tetapi tim sekarang mencari lebih banyak lubang hitam dengan harapan mereka bisa memberikan beberapa petunjuk.

"Kami tahu kami berada di lubang hitam yang sangat besar ketika kami menyadari tingkat pertumbuhannya yang cepat," kata anggota tim Fuyan Bian, staf astronom di European Southern Observatory (ESO).

Dia mengungkapkan berapa banyak lubang hitam yang bisa ditelan tergantung pada berapa banyak massa yang sudah mereka miliki. Oleh karena itu, dia menilai untuk lubang hitam yang satu ini yang melahap pada tingkat tinggi, bisa menjadi pemegang rekor baru.

“Dan sekarang kita tahu," imbuhnya.

Tim, termasuk para peneliti dari University of Arizona, menggunakan ESO's Very Large Telescope di Chile untuk secara akurat mengukur massa lubang hitam. Onken menambahkan dengan lubang hitam yang sangat besar, tim senang soal apa yang bisa dipelajari tentang galaksi tempat lubang itu itu tumbuh.

"Apakah galaksi itu salah satu raksasa Alam Semesta awal, atau apakah lubang hitam hanya menelan jumlah yang luar biasa dari lingkungannya? Kita harus terus menggali untuk mencari tahu," kata Onken.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper