Alasan Jakarta Jadi Ekosistem Startup Terbaik Kedua Dunia

Rahmad Fauzan
Senin, 29 Juni 2020 | 16:20 WIB
Ilustrasi/Istimewa
Ilustrasi/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pencapaian DKI Jakarta menjadi daerah dengan ekosistem perusahaan rintisan terbaik kedua dunia dinilai tidak terlepas dari isu stabilitas ekonomi dan politik di Tanah Air.

Pendiri Asosiasi Digital Kreatif Indonesia (ADITIF) Saga Iqranegara mengatakan jika stabilitas ekonomi dan politik dapat dijaga, maka para pelaku usaha di sektor perusahaan rintisan (startup) dan investor bakal mampu mempertahankan pencapaian tersebut.

"Kami berharap pemerintah bisa menjaga hal ini," kata Saga kepada Bisnis, Senin (29/6/2020).

Seperti diketahui, berdasarkan laporan Startup Genome berjudul The Global Startup Ecosystem Report 2020 DKI Jakarta menjadi ekosistem perusahaan rintisan terbaik kedua dunia, di bawah Mumbai, India. Riset dan penilaian tersebut dilakukan selama 2017 hingga semester I/2019.

Namun, demikian, lanjut Sasga, upaya mempertahankan pencapaian tersebut dinilai tidak dapat berjalan dengan mudah. Pasalnya, pandemi virus corona (Covid-19) berpengaruh besar bagi ekosistem startup di Indonesia.

Dampak negatif wabah Covid-19 dialami oleh startup yang bergerak di sektor pariwisata. Hal itu dinilainya bisa memberikan dampak negatif bagi ekosistem untuk mempertahankan pencapaian ke depannya.

Selain itu, inisiatif-inisiatif membangun talenta digital yang muncul dalam beberapa tahun terakhir dinilai belum melibatkan pelaku industri secara keseluruhan. Untuk itu dia  berharap segera dilakukan evaluasi bersama agar efek positif bisa dirasakan.

Adapun,, ekosistem perusahaan rintisan di Jakarta berhasil menempati peringkat dua sebagai ekosistem terbaik dalam laporan terbaru Startup Genome berjudul The Global Startup Ecosystem Report 2020.

Dalam laporan yang diterima Bisnis, Senin (29/6/2020) tersebut, nilai ekosistem startup di Jakarta disebut mencapai US$26,3 miliar dan berhasil melahirkan lima perusahaan dengan valuasi lebih dari US$1 miliar dalam 10 tahun terakhir.

Sementara dari segi penadanaan tahap awal, dalam kurun 2017-2018, perusahaan rintisan di Jakarta berhasil meraup US$845,9 juta.

Adapun, ekosistem startup di Jakarta berhasil meraup poin sempurna untuk 3 Dari 4 faktor yang menjadi indikator penilaian, yakni performa, pendanaan, dan jangkauan pasar. Sementara faktor talenta digital, masih menjadi kelemahan ekosistem startup di Jakarta.

Ekosistem sistem startup Ibu Kota kalah 1 poin dari Mumbai yang berhasil mendapatkan nilai 10 dan menduduki peringkat pertama.

Meski demikian, ekosistem startup di Jakarta mengungguli Mumbai dari segi valuasi. Pasalnya valuasi ekosistem perusahaan rintisan di Jakarta berhasil menduduki peringkat pertama dunia, yakni mencapai US$26,3 miliar.

Nilai tersebut mengalahkan beberapa ekosistem lainnya, seperti Guangzhou (China) dengan nilai US$19,2 miliar, Kuala Lumpur (Malaysia) US$15,3 miliar, Mumbai (India) US$15 miliar, dan Nanjing (China) US$10 miliar.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper