Pendanaan Startup Logistik Diprediksi Moncer di Semester II/2020

Rahmad Fauzan
Sabtu, 20 Juni 2020 | 02:59 WIB
Armada mobil boks milik Triplogic, perusahaan rintisan yang bergerak di bidang logistik on-demand.
Armada mobil boks milik Triplogic, perusahaan rintisan yang bergerak di bidang logistik on-demand.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Tren pendanaan ke perusahaan rintisan (startup) sektor logistik pada semester II/2020 diprediksi moncer. Hal ini akan melanjutkan tren investasi pada paruh pertama tahun ini yang lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meskipun di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Berdasarkan catatan Bisnis, tercatat ada 4 kesepakatan investasi di sektor startup logistik Tanah Air pada semester I/2020 dengan nilai mencapai US$57,7 juta. Sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya, tercatat ada 2 jumlah kesepakatan investasi dengan nilai US$54,4 juta.

Selanjutnya pada semester II/2019 menjadi musim panen bagi startup logistik. Tercatat ada 5 kesepakatan investasi startup sektor logistik dengan nilai mencapai US$31,44 juta.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan tren tersebut akan kembali berlanjut tahun ini dengan banyaknya investor yang telah mengucurkan modal ke sektor tersebut.

Selain itu, jelasnya, banyaknya perusahaan-perusahaan rintisan yang mulai merambah ke sektor logistik turut memicu daya tarik investor untuk menanamkan modal.

"Banyak perusahaan-perusahaan jasa logistik baru yang bermunculan, seperti Shipper.id yang sebelumnya fokus di agregator sudah mulai masuk ke layanan logistik. Begitu juga dengan Bhinneka.com juga akan mulai," ujar Edward kepada Bisnis, Jumat (19/6/2020).

Menurut Edward, semakin banyaknya jumlah startup sektor logistik yang mendigitalisasi proses bisnis perusahaan juga menjadi berpotensi menarik minat investor.

Adapun, digitalisasi proses bisnis tersebut dinilai dapat meningkatkan transaksi dan jumlah konsumen aktif.

Meski demikian, meningkatkan transaksi serta memperluas cakupan masih menjadi tantangan bagi startup sektor logistik. Terkait dengan hal tersebut, perusahaan dapat melibatkan jaringan lokal dalam hal membangun infrastruktur anyar.

"Dibandingkan dengan developing new business, startup logistik bisa juga mengotomasi proses bisnis yang sudah ada. Jadi, tidak mengganggu existing business tapi menginovasi the way they work via digital technologies," sambungnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper