Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan di bidang pencahayaan, Signify bersama dengan Laboratorium Nasional untuk Penyakit Infeksi Emerging (NEIDL) di Universitas Boston, Amerika Serikat, memvalidasi efektivitas lampu UV-C Signify dalam menonaktifkan SARS-COV-2, virus penyebab Covid-19.
Sejak awal mula pandemi Covid-19, Anthony Griffiths, profesor rekanan mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Boston mengatakan bahwa pihaknya terus bekerja mengembangkan alat untuk mendukung kemajuan ilmiah di bidang ini.
“Selama masa penelitian, kami telah mengujicoba material yang diinokulasi dengan radiasi UV-C dari lampu Signify dalam dosis berbeda, kemudian dinilai kapasitas inaktivasinya dalam berbagai kondisi. Tim menerapkan dosis 5mJ/cm2, menghasilkan pengurangan virus SARS-CoV-2 sebesar 99% dalam 6 detik,” jelasnya dalamm siaran persnya, Kamis, (18/6/2020)
Berdasarkan data, dia menetapkan bahwa bahwa dosis 22mJ/cm2 akan menghasilkan pengurangan 99,9 persen pengurangan virus SARS-C)V-2 dalam 25 detik.
“Hasil tes kami menunjukkan bahwa radiasi UV-C di atas dosis spesifik dapat melumpuhkan virus secara menyeluruh. Hanya dalam hitungan detik, kami sudah tidak lagi dapat mendeteksi adanya virus. Kami sangat antusias dengan penemuan ini dan berharap temuan kami dapat mempercepat pengembangan produk yang dapat membantu membatasi penyebaran Covid-19,” jelasnya.
Eric Rondolat, CEO Signify mengatakan bahwa mengingat potensi teknologi ini untuk membantu berperang melawan virus Corona, pihaknya tidak akan menyimpan dan menggunakannya secara eksklusif, namun menyediakan teknologi ini secara luas bagi perusahaan pencahayaan lainnya.
“Untuk melayani kebutuhan desinfeksi yang terus bertumbuh, kami akan meningkatkan kapasitas produksi berlipat ganda dalam beberapa bulan mendatang,” jelasnya.