Bisnis.com, JAKARTA – Langkah Grab Inc. yang melakukan efisiensi di tengah tekanan pandemi Covid-19 dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) ke sejumlah karyawan dan penutupan beberapa bisnisnya, dinilai menjadi langkah yang tepat.
Chairman Next Indonesia Unicorn (Nexticorn) Daniel Tumiwa mengatakan peristiwa PHK tidak dapat dijadikan patokan atas baik atau buruknya prospek perusahaan, terutama perusahaan superapp seperti Grab.
Dia justru menilai PHK menunjukkan kedewasaan manajemen sebuah perusahaan. Pasalnya, langkah pengurangan karyawan seharusnya sudah diambil oleh tiap perusahaan di tengah kondisi penuh tekanan saat ini.
Dengan demikian, lanjutnya, sehingga perusahaan yang melakukan PHK di tengah pandemi justru lebih kuat dibandingkan dengan perusahaan yang belum mengambil langkah tersebut.
"Lay off tidak berarti kondisi [perusahaan] melemah. Ini masalah irama bisnis. Lalu, perencanaan kan kena koreksi, kemungkinan mundur selama 18 bulan sehingga banyak area yang tidak memerlukan tim sampai kondisi pulih. Jadi, saya melihat yang duluan lay off artinya justru lebih kuat, dan yang belum justru saya lihat sebagai tidak decisive," ujar Daniel kepada Bisnis, Rabu (17/6/2020)
Seperti diketahui, selain melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 360 karyawannya, Grab Inc. berencana melakukan penghentian terhadap sejumlah proyeknya. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan dari tekanan akibat adanya wabah Covid-19
Dalam suratnya yang dikirimkan kepada karyawannya pada Selasa (16/6/2020), CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan mengatakan sejak Februari, perusahaan telah melihat dampak nyata daari pandemic Covid-19 ke bisnis perusahaan. Dia pun memperkirakan resesi itu akan berkepanjangan dan perusahaan harus mempersiapkan diri.
Dia pun mengatakan, Grab selama beberapa bulan terakhir telah meninjau semua komponen biaya, termasuk mengurangi pengeluaran, dan menerapkan pemotongan gaji untuk manajemen senior.
Walaupun demikian, dia menyadari bahwa perusahaan masih harus melakukan perampingan di beberapa sisi mengatasi tantangan ekonomi pascapandemi. Termasuk di dalamnya, melakukan penghetian atau penutupan sejumlah proyek atau bisnis.
“Untuk dapat mencapai hal tersebut, kita akan menghentikan beberapa proyek non-esensial, mengkonsolidasikan fungsi-fungsi di perusahaan untuk efisiensi yang lebih besar,” ujarnya dalam surat tersebut).
Namun demikian, Tan tidak menyebutkan proyek atau bisnis apa yang akan dihentikan sebagai bentuk efisiensi.