Bisnis.com, BANDUNG – Qoala, perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang teknologi asuransi atau insurtech di Asia Tenggara, menerima pendanaan Seri A sebesar US$13,5 juta atau setara dengan Rp209 Miliar.
Putaran pendanaan ini dipimpin oleh Centauri Fund – sebuah perusahaan joint venture dari Kookmin Bank asal Korea Selatan dan Telkom Indonesia. Beberapa investor baru dalam putaran pendanaan ini antara lain Sequoia India, Flourish Ventures, Kookmin Bank Investments, Mirae Asset Venture Investment dan Mirae Asset Sekuritas.
Sementara sejumlah investor dari ronde sebelumnya antara lain Central Capital Ventura dari Bank Central Asia, MDI Ventures, Surge, MassMutual Ventures Southeast Asia, dan SeedPlus.
Co-founder Qoala Tommy Martin mengatakan bahwa dana yang diterima akan digunakan untuk meningkatkan teknologi, SDM dan brand agar dapat mendukung upaya perseroan dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, mitra platform, dan perusahaan asuransi.
Dia menjelaskan dengan kondisi krisis dan pemberlakuan PSBB saat ini, perseroan melihat peningkatan kebutuhan atas inovasi untuk mendukung industri asuransi terutama adanya keterbatasan pemasaran produk secara luring atau offline.
“Sebagai bentuk komitmen kami dalam mengatasi krisis saat pandemi, kami juga bekerjasama dengan perusahaan asuransi menyediakan layanan asuransi yang mencakup risiko terjangkit Covid-19 untuk konsumen dan UMKM di seluruh Indonesia. Meskipun sebagian besar masyarakat telah dilindungi oleh BPJS, produk asuransi ini akan memberikan manfaat tambahan di luar yang ditanggung pemerintah,” kata Tommy dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (28/4).
Sekedar catatan, Qoala memiliki visi menyediakan solusi asuransi bagi masyarakat, dengan dua model bisnis. Pertama, bekerja dengan mitra platform skala besar untuk mendorong kesadaran asuransi di tengah masyarakat.
Kedua, menyediakan solusi digital melalui kerja sama dengan pialang asuransi untuk mendukung pemasaran produk asuransi tradisional secara offline, yang saat ini masih mencakup 99% dari premi asuransi.
Dalam waktu satu tahun sejak aktif di pasar, Qoala kini telah berhasil memproses lebih dari 2 juta polis per bulan, melonjak dari 7.000 polis per bulan pada bulan Maret 2019.
Qoala juga telah meluaskan layanannya mencakup lima industri inti, yaitu pariwisata, fintech, ritel, logistik, dan kesehatan karyawan.
Dengan perkembangan bisnis yang sangat cepat dan melihat tingginya respon masyarakat pada inovasi teknologi asuransi, Qoala berencana melipatgandakan jumlah karyawannya menjadi 300 pada tahun depan untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.
Sementara itu, Managing Partner, Centauri Fund Kenneth Li menyatakan bahwa investasi ke Qoala didasari oleh keyakinan perseroan pada inovasi yang mereka tawarkan di industri asuransi Indonesia.
Melihat pertumbuhan kelas menengah yang cukup pesat, menurutnya, kebutuhan asuransi dan perencanaan keuangan pun akan meningkat, sehingga perseroan yakin melalui inovasi yang mumpuni sektor asuransi di Indonesia dapat berkembang pesat.
“Qoala adalah jawaban dari tantangan inovasi asuransi ini, dan itulah alasan utama kami memimpin putaran Seri A melalui Centauri Fund sebagai investasi pertama kami,” kata Kenneth.